Pernah aku menyangka bahwa orang
yang hebat itu adalah orang yang terhormat dengan kelakuan yang membuatnya
terhormat juga, pernah juga aku menyangka bahwa orang yang sukses itu adalalah
orang yang pantas menerima kesuksesan dari hasil jerih payahnya.
Tetapi entah mengapa kesuksesan
itu cenderung dinilai dengan materi, entah mengapa pula kelakuan itu sering
dinilai dengan materi bahkan waktu, hak, kewajiban hingga kesepakatan saja
sudah menjadi materi. Mungkin sudah menjadi sifat dasar seseorang suka dipuji,
adalah mungkin sudah keinginan terpendam seseorang untuk dipuji dan yang menjadi istimewa.
Tetapi yang lebih kasihan menurut
saya adalah orang yang menghalalkan segala cara untuk hal itu, termasuk
melakukan kemunafikan dangan bertopeng kebaikan, karena menurut saya lebih baik
orang yang tidak berpikir dari pada orang yang memikirkan kejahatan bagi orang
lain. Karena ternyata untuk mencapai level kesuksesa yang dimaksut orang-orang
bisa saja membohongi orang lain bahkan membohongi diri sendiri dan inilah
perbuatan terbodoh yang pernah saya tahu dalam kehidupan saya, membodohi diri
sendiri.
Adalah menjadi penipu kelas paus
biru keika kita berhasil menipu diri sendiri karena apapun yang kita lakukan
berasal dari diri kita, bahkan saat kita berpikir melakukan dan merencanakan
sesuatu yang jahat kita telah mencoba membodohi diri kita dengan memberi rasa
bersalah kepada diri kita, tetapi diatas semuanya, kita adalah diri kita. Kalau
kita sendiri sudah membodohi diri kita, itu artinya kita sendiri sudah menciptakan
keraguan untuk diri kita, lalu siapa lagi yang akan percaya kepada kita kalau
kta sendiri sudah tidak percaya pada kita?
MENURUTKU, LEBIH BAIK KITA HIDUP
MENURUT APA YANG KITA ANGGAP BAIK DAN HIDUP KITA YANG BAIK ITU TIDAK MENGGANGGU
ORANG LAIN JUGA UNTUK HIDUP BAIK.
Bagaimana kita bisa hidup bahagia
jika orang-orang disekitar kita tidak bahagia?
Kita memang punya tujuan untuk
sukses, namun bagiku sukses itu bukanlah tujuan akhir, tujuan akhir itu adalah
hidup bahagia untuk selamanya bersama orang yamg kukasihi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar