Jumat, 08 Mei 2020

Hampir Tak Jadi Marlae

(Hampir) Tak Jadi Marlae 

Seorang teman meneleponku sore tadi, dengan semangat dia berkata
"Laeku, apa Kabar lae?''
"Tak Jadi kita Marlae.." jawabku dengan nada pelan.
"Bah, kenapa lae? Jangan gitulah, yg kurang cantiknya kau tengok ito-itoku itu?" Katanya masih bersemangat.
"Bukan Lae.."
"Jadi kenapa? Ditolak kau, gak mau dia samamu?"
"Bukan juga lae.."
"Terus, kau mau yg gimana lae? Itoku yg cantik adanya so A, mau yg seksi kan adanya si B, yg Kaya so C, yg pintar dan cerdas Ada so D, yg Baik? Lebih banyak lagi lae, terus yg cemmana maumu?"
"Campuran semuanya Lae, kalau bisa cantik, seksi, kaya, pintar, cerdas, Baik.."
"Ah, kimbek kaulah lae, pantaslah gak ada yg mau, kalau pun ada yg mau bukan kau jugalah kategorinya.."
"Jadi kalau gak mau itomu lae, gak jadilah Marlae Kita!"
"Siapa bilang tak jadi Marlae Kita, kau tau kenapa kutelpon kau?"
"Iya, tumben?"
"Mau ngundang kaunya aku Lae, siap Pandemi ini rencananya mau nikah Aku sama boru Sinaga.."
"Lah, boru Sinaga yg mana yg mau samamu?"
"Junior Kita dulu.."
"Terus boru P* yg dulu sering kau bawa-bawa itu?'
"Ah, udah kulupakan dia.."
"Kalau boru S* itu?"
"Dia udah nikah lae.."
"Kalau boru.."
"Bah, kau ingat semua mantanku ya lae?"
"Ingatlah, soalnya semua pacarmu gk ada yg beres lae, sama maccam kau.."
"Ah, kimbeklah kau Lae, tapi kau setujuinya aku sama itomu itukan?"
"Asallah kau betul kau Lae.."
"Oke Leaeku, Mauliate.."
Dia menutup telepon, dan Aku kembali mengingat temanku itu, yg jadi Playboy Kelas menengah pada Zamannya.
Selamat menjelang menempuh hidup baru kawan.

Arah Dairi Kedepannya

                                                     Arah Kabupaten Dairi Kedepannya Sebagai penduduk Kabupaten Dairi yang sedang merantau, ...