Sabtu, 06 Desember 2014

Desember

7 Desember
Sudahlah, berhentilah dengan teori-teori busuk dan kata-kata kotor itu, berhentilah menggunakan pembenaran pada diri sendiri. Kita sudah teramat kotor dan dunia inipun teramat kotor, lihatlah mereka menggunakan seribu alasan untuk melakukan pembenaran. sedangkan yang lainnya melakukan kegiatan untuk menopengi kehidupan yang sesungguhnya.
Sudahlah, kita teramat sangat bangga akan ucapan yang indah tetapi tanpa perbuatan. tetapi kita sangat membenci yang beralasan. Kita menyukai keindahan dan kebahagiaan tetapi tidak berusaha untuk itu, rasanya kini lebih baik aku menemukan yang tidak punya pikiran dan tinggal bersamanya dari pada harus tetap dalam kebohongan. Rasanya lebih baik aku berjalan dalam kesendirian daripada berjalan tetapi punya musuh dalam selimut, aku muak dengan kenyataan, muak dengan kotoran-kotoran yang mengalir dalam darahku, muak dengan diriku, muak dengan pemikiranku. Sepertinya memang tidak ada yang lebih bagus selain daripada menjadi seorang pecundang yang tidak perduli akan kehidupan, pecundang yag tidak pakai topeng, pecundang yang tidak mengeluarkan kata-kata yang tanpa manfaat, pecundang yang berjalan lurus dan berbuat baik tanpa tujuan tersembunyi.
Berhenti berbuat jika hanya untuk keuntungan diri sendiri, berhenti hidup kalau hanya ingin bahagia sendiri dan berhenti bernapas kalau memang ingin bernapas sendiri dan cobalah untuk membuat kehidupan sendiri.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
5 desember
Kadang kita hanya perlu membedakan mana kawan mana lawan, mana saingan mana teman seperjuangan, yang mana memuji yang mana menjatuhkan, yang mana harapan mana kehancuran,yang mana kemungkinan mana kemustahilan. Ya, yang mana permainan mana keseriusan, mana negatif mana positif, yang mana utara mana selatan, mana baik mana buruk. sebab sekarang semuanya hampir kabur, hampir tidak ada beda rasa suka, rasa cinta dan nafsu, hampir tidak ada batas yang baik dan yang buruk, seseorang berlaku buruk untuk hal yang baik dan seorang lainnya berlaku baik untuk hal yang buruk. Aku tidak mengerti mengapa kutub utara dan kutub selatan ada pada satu garis lurus, dan aku juga tidak akan memahami mengapa matahari melintas dari timur ke barat, padahal semuanya bertolak belakang.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1 desember

Tidak ada lagi yang harus dibicarakan, kita adalah kita, kita harus melangkah dan berlari jika tidak ingin tetap disini, kita harus berdiri dan melompat jika ingin menggapai yg lebih tinggi, kita harus berbicara untuk dipahami, mendengar dan melihat untuk memahami, kita harus diam untuk mendengarkan, fokus untuk mengamati. Tidak ada yang harus didebatkan, kita harus mengerti mengapa air mengalir, mengapa cahaya menyilaukan dan mengapa-mengapa yang pernah ada, dan kita harus mengerti mengapa kita berbeda, tidak perlu bertanya, karena kita memang harus bersama, melengkapi perbedaan agar sempurna.

Rabu, 26 November 2014

NOVELOG

 Setidaknya ada sebuah kisah yang kutuliskan dari sebuah perjalanan dari suatu saat, dari suatu tempat, dari sebuah pembicaraan dan sebuah pertemuan. 
Mungkin ini tidaklah seperti kisah yang kau bayangkan, seperti novel-novel romantis kebanyakan. Perjalanan romantis dalam kereta malam atau pertemuan pada sebuah taman diwaktu senja ataupun kisah-kisahlain yang lebih romantis. 
"Romantis itu hanya sedikit dialognya dan sisanya adalah sikap dan pembuktian." Ucapmu menegaskan. 
Aku tersenyum pahit, mungkin lebih pahit dari kopi hitam tanpa gula yang sedang kunikmati saat ini, kopi yang sengaja kupesan untuk dapat duduk lama di cafe ini, merenungkan ucapanmu sambil menikmati lalu lalang pasangan-pasangan yang berusaha saling romantis itu. 
Aku tahu, mungkin kau berharap begitu. Tetapi bukankah semua itu masalah hati dan kondisi kantong ini? 
Aku mungkin tidak perlu bertanya kepada mereka, kepada lelaki yang berusaha menjadi romantis seperti dalam cerita-cerita novel yang kita baca. Tidak perlu juga aku menjelaskan padamu bagaimana rasanya jadi mereka, bukankah engkau adalah wanita yang (harapanku) tidak ingin pernah jadi seorang pria? 
Aku menyesap kopiku, kulihat jam di ponselku. Sudah agak sore dan hampir satu jam aku menghabiskan waktu disini dan aku kembali membaca novel yang kau berikan kepadaku awal kita bertemu dulu. 
"Tokoh prianya sangat romantis, aku yakin penulisnya juga romantis. Apa iya, seorang penulis itu juga romantis?" 
Hmm.. 
Aku tidak tahu bagaimana kau menyatakan itu, aku juga tidak tahu apakah nanti kau dapat kubodohi dengan tulisan-tulisan senja nan jingga konyol itu kau akan jatuh cinta padaku. Dengan ucapan-ucapan rangkaian kata berbait-bait dan indah kau bisa setia, dengan ucapan-ucapan selamat malam dan perbuatan tokoh pria dalam novel kau akan selalu ada? 
Aku jadi teringat sebuah buku yang pernah kubaca, ya, sebuah percintaan yang tidak pernah terucap apakah mereka saling mencintai. Tetapi tahukah kau? Ceritanya sungguh menarik dan karena itulah aku tidak akan memberitahukanmu apa judulnya dan siapa penulisnya sebab bukankah kau akan selalu menuntutku berperilaku seperti tokoh dalam novel itu? 
Aku masih ingat, saat pertama kali kau membaca novel terjemahan The Wednesday Letter, bukankah kau langsung mengajakku bertemu dan bercerita banyak tentang tokoh pria yang selalu menulis surat kepada istrinya setiap hari rabu saat mereka bersama ataupun sedang berpisah dan kau juga menuntutku melakukan hal yang serupa? 
Bagaimana mungkin aku bisa memerankan beberapa tokoh novel dalam satu kepribadian yang nyata? Hidup ini bukanlah sebuah buku, dan cinta kita bukanlah cinta dalam gelas. Gelas telah berisi kopi, kopi pahit yang kupesan sejam lalu, lalu kunikmati sambil membaca buku dan merenungi semua tentangmu. 
Apakah kau benar-benar seorang gadis yang menjadi pasangan pria romantis yang pernah kita baca itu, apakah kau sanggup menjalaninya sebagai seorang wanita yang selalu setia menunggu, yang menikmati setiap tulisan-tulisanku meskipun aku tidak pernah menganggapmu, yang selalu menyimpan kenangan tentangku, mengenanga setiap perjumpaan baik yang sengaja ataupun tidak sengaja? 
Ah, mungkin itu hayalah sebuah kisah dalam tulisan sebab hidup ini adalah kenyataan dan kenyataan itu sendiri pahit seperti kopi yang kunikmati ini. Tetapi meskipun pahit aku harus menikmatinya sampai habis sebagaimana aku menghabiskan kopi pahit ini, sebab mubazir aku menyia-nyiakannya karena harganya yang mahal, semahal novel-novel bestseller itu, semahal sebuah kisah rekaan yang selalu kau idamkan.

Jumat, 07 November 2014

TENTANG MALAM (2 puisi)

TENTANG MALAM
Kepada siapa kuceritakan malam jika dia tidak punya teman?
Sajak-sajaknya hanya jadi kenangan dalam kertas lusuh bertanda tangan
Kisah-kisahnya jadi pajangan diperpustakaan
Dia tidak punya teman lagi
Sebab hari-hari telah beranjak pergi menuju kekasihnya diseberang sungai
Tetapi malam gelap ada mimpi dipanggung bumi
Malam bersenandung lagu simponi
Dalam keremangan lilin dia berpuisi
Mengenang bait yang hilang
Bersama pagi yang tidak kunjung datang.





Tentang Hujan



Suatu ketika tentang hujan
Saat tidak ada lagi kisah yang harus diceritakan di buku-buku harian
Ketika itu hujan punya kenangan, 
tentang gadis senja dibawah payung kedinginan
Menikmati hujan dalam sketsa angan, 
dalam rindu yang terpendam hingga terlarut dalam impian
Hujan mencubunya, membelainya mesra dalam pelukan malam





Kamis, 30 Oktober 2014

Bingkai Oktober


                                       
Bingkai Oktober


Jika oktober datang lagi di esok hari, mungkin semua tidak lagi begini 
Tidak ada gerimis atau mendung yang bergelantung dihatimu 
Sebab ombak telah memacu, beradu menuju kelautan lepas, dan gunung-gunungpun kian menghijau dan puncaknya ditutupi salju 
Tidak akan ada kisah yang perlu kau baca disana, sebab daun-daun sudah punya ceritanya sendiri, kenangan telah terbingkai pada dahan-dahan cemara dan bunga-bunga telah mekar di taman surga.
Lihatlah, tunas-tunah muda ada disetiap pucuk harapan, satu persatu mereka menyambut matahari yang telah lama kita nanti 
Dan kelopak mawar telah membuka kuncupnya, semerbak memenuhi jiwa 


Jika engkau kembali lagi disaat nanti, saat lembar-lembar hari di kalender kamarmu berganti 
Mungkin tidak akan kau temui lagi kisah ini, sebab kisah baru telah dimulai lagi 
Saat sepasang remaja menyusuri jalanan ini, meninggalkan sebuah kisah tanpa cela dan harapan yang berbeda 
Dan jika esok hari kau masih mencoba tetap kembali, akan kau temui aku disini, terpekur menunggu hujan turun lagi, berharap ada kalimat baru yang harus dirangkai.

CATATAN 27 Oktober 2014

Akankah aku selalu bisa menikmati waktu yang akan terus berlalu ini? Aku tahu bahwa setiap detik dalam hdup ini adalah harapan dan kita punya berbagai cara  untuk mewujudkan harapan itu. Kadang kita harus merelakan semua tetapi tetap tidak ada kepastian untuk mendapatkan harapan itu.
Aku adalah aku, egoisme yang mungkin akan selalu mengantarkan aku kesebuah ketidakpastian, aku selalu memikirkan diriku sendiri meski kali ini aku tahu bahwa setiap rencanaku bukanlah aku sendiri yang menentukan. Kadang aku berharap apa yang didepanku adalah jawaban doa-doaku, tetapi kenyataan harus memaksaku menggigit jari dan menunggu sampai kapan kenyataan ini kuhadapi.
Aku selalu berharap bahwa setiap kenyataan ini adalah kebahagiaan, kesenangan bahkan kesantaian. Tetapi aku harus tetap menjalani hidupku dengan penuh pemikiran dan semoga ini bisa mengantarkan aku menuju kedewasaan. Aku tahu bahwa aku harus sabar menghadapi proses pembentukan ini, semakin lama dibentuk maka jiwaku akan semakin lentur dan bisa untuk semua wadah, ya begitulah kenyataan saat satu persatu impianku harus kurelakan.
Kadang aku senang dengan yang namanya kekaguman, aku senang dengan kemungkinan dan harapan dan aku adalah yang menyimpan semua dalam tulisan.
Dan tahukah kau sejak pertama aku melihatmu aku tahu bahwa kau memiliki sifat yang kuharapkan, tetapi aku tidak terlalu mudah menunjukkan sebuah kekaguman sebelum mempelajari sifat seseorang, karena itulah aku mencoba membaca buku untuk bisa melihat bagaimana reaksi dalam sebuah pertemuan dan aku akan terus mempelajari semuanya.
Pernahkah kau tahu saat aku mencatat tulisan ini, sebenarnya sangat banyak yang ingin kutuliskan untukmu (meski aku tahu bahwa tulisanku hampir tidak teratur sehingga sulit ditangkap maknanya), kenapa? Tiap aku menulis kata, akan selalu banyak ide yang ingi kutuliskan untuk membuat kau tertarik paling tidak pada tulisku ini saja.
Aku pernah berpikir kepada siapa tulisan ini kusampaikan suatu hari nanti, dan itu jugalah yang akan membuatku selalu menulis untuk menuangkan setiap yang ada dipikiranku. Aku selalu tahu bahwa sungguh sangat banyak yang harus kuperbaiki dulu untuk sebuah harapan, aku tahu bahwa aku harus membuat sebuah rancangan sebaik-baiknya, pondasi yang kuat dan tiang yang tidak mudah goyah. Aku tahu bahwa tidak bisa hanya mengandalkan rasa suka dan rasa sayang untuk memulai sebuah hubungan belum lagi kantong yang tidak berisi dan kelemahan-kelemahan lain yang akan selalu menghantui.
Kadang aku memang merasa sangat kesepian dalam kenyataan, saat ,melihat teman-teman begitu mudah jatuh hati dan berganti pasangan, saat teman-teman begitu saja lupa pada seseorang yang pernah jadi kekasihnya. Tetapi mungkin tidak begitu denganku, bahkan kalau ditanya aku bisa mengingat detail semuanya dengan begitu sempurna dan mungkin akan selalu begitu (dan aku berharap ini bukanlah menjadi sebuah kebiasaan buruk nantinya.

Tentang kali ini sebenarnya aku harus nmengiyakannya bahwa aku juga mengalaminya, aku tidak  tahu mengapa aku tidak bisa berhenti memikirkan tentangmu, ini sebuah ketololan yang sangat konyol menurutku, tapi sayangnya kali ini aku bukanlah seorang yang suka bersaing apalagi kepada sesama teman dan jika harus ya, aku tidak mau memaksa diri sebab aku tahu, prinsipmu akan selalu sama denganku : bahwa dalam hidup ini kita selalu punya pilihan dan kita akan selalu punya hak untuk pilihan itu. Dan kali inipun aku menyerahkan semuanya kepada Tuhan, sebab Dia adalah Sahabatku, sahabat kita dan Dia-lah yang akan menuntun keputusanmu (dan juga menuntunku terus melalui masa-masa ini).
Melihat yang ada, kadamg aku pesimis kepada diriku dan inilah yang selalu membenamkan keinginanku untuk mempunyai kekasih, aku belum siap saat seorag wanita mengetahui siapa sebenarnya aku, belum siap melalui hari-hari ini dengan kesibukan mempunyai seorang kekasih. Tapi diatas semua itu, aku selalu mencoba membawakan diri sesuai dengan tempatnya, pura-pura menjadi orang yang tegas saat memimpin rapat dan berbicara bersama junior da senior, mejadi teman yang konyol dan pura-pura bodoh bersama tema-teman, menjadi seorang adik dan abang buat saudara. Ya, itlah kebahagiaan buatku saat ini, bermanfaat bagi orang-orang sekitar sehngga mereka bisa mengenang sedikit tentangku, mengingatku dan merasa aku berarti bagi mereka semua (Meskipun mereka tidak tahu apa yang sebenarnya ada dalam pikiranku)

Aku tau, seiring waktu berlalu, semua ini akan mengantarkanku kepada pengalaman, kedewasaan dan (semoga) kebijaksanaan. Soal ini, aku tidak ingin menceritakannya banyak sebab aku tidak ingin seorangpun tahu apa yang kurasakan. Biarlah suatu saat nanti jika Tuhan memann mengizinkan kita punya waktu untuk bersama maka aku akan menceritakannya, atau jika tidak aku akan mencoba menuliskannya menjadi sebuah novel atau paling paling tidak seiring waktu yang akan terus berjalan aku akan lupa tentang semuanya.

Kamis, 23 Oktober 2014

Koreksi Diri

Jika harus kuceritakan, mungkin akan terlalu banyak yang saat ini sedang kupikirkan. Aku memang kecewa karena semua tidak seperti yang kupikirkan, tapi sampai kapan aku dikuasai sebuah ego dalam pikiran dan keinginan?
Aku sering melakukan sesuatu hanya untuk status dan kehormatan, bertindak hanya untuk sebuah penilaian dan itu adalah sebatas baik atau buruk, jelek atau tidak, menarik atau bukan. Aku kecewa jika tanggapan bukan seperti yang kuharapkan, lebih kecewa lagi jika itu tidak dapat meningkatkan pencitraan.
Aku sering mencari pujian, kehormatan bahkan kekaguman dalam artian adalah untuk mengamankan status dan pandangan orang lain, bertopengkan kebaikan dan tingkah pola yang sopan dengan banyak tujuan, mengutamakan keegoisan hanya sebuah kebohongan. Entahlah, kadang aku berpikir lebih baik jadi orang yang biasa-biasa saja, tidak terkenal, tidak punya banyak teman tetapi tetap dalam kejujuran dan kejernihan pemikiran. Lebih baik menjadi orang yang tidak bisa apa-apa, dipandang sebelah mata daripada harus menyimpan dusta dan membohongi diri sendiri.
Rasanya sudah bosan menjadi orang bertopeng, sudah cukup lama membohongi diri sendiri.
Dan jika seandainya harus jujur, aku bisa berkata dan kurasa orang-orangpun tidak tau siapa sebenarnya aku dan bagaimana kehidupan dan cara pikirku.
Kadang aku tertawa melihat kepribadianku, tidak stabil dan selalu berubah-ubah sesuai kebutuhan. Kadang sok tegas dalam sebuah rapat, sok jadi orang baik dan taat saat bersama orang-orang yang taat, jadi pemabuk saat bersama orang yang suka ngawur, banyak bicara dengan teman yang banyak cakap, membaca hal-hal yang tidak baik bahkan mambayangkan hal-hal aneh saat sendiri. Berbohong mengenai ketaatan, malas ke Gereja saat hari minggu, iri kepada teman atas banyak hal, tidur lama-lama hanya gara-gara membaca, malas mengerjakan tugas tetapi tetap sok pintar, sok bisa. Bermimpi selangit tetapi malas berusaha, memanfaatkan teman dan masih banyak lagi.
Entahlah, aku rasa masih sangat banyak lagi.
Mungkin saat nanti kalian akan tau kebohongan dalam diriku ini, aku adalah orang egois yang hanya ingin didengarkan tetapi malas mendengarkan, memandang rendah teman teman karena merasa punya kelebihan, pura-pura punya banyak pengetahuan dan kemampuan padahal hanya untuk menarik perhatian, apalagi?
Masih banyak (dan semoga saja hanya aku yang begitu).

Rabu, 22 Oktober 2014

Surat untuk Hujan

Kita pernah melalui ini,jalan setapak yang dengan angin sepoi dan kau selalu bertanya saat kita melalui jalan yang sama. “Mengapa kita terus melalui ini? Mengapa tidak melalui jalan lain?”
Haruskah kukatakan padamu? Setiap jalan adalah sama, cuma beda usia dan kondisinya. Tidakkah kau lihat disekeliling kita? Jalan penuh dengan pemandangan bunga liar, ilalang dan kapas yang memutih di ujung sana. Semuanya dibentengi pegunungan bukit barisan dengan Gunung Sibuatan yang menjulang.
Haruskah kau kembali bertanya jika suatu hari nanti kau kubawa melalui jalan ini?
Kau tau, waktu terus berganti dan kita juga akan berubah. Tahap biologis ataupun budaya dan sosiologi. Akankah saat kita bertemu nanti kita masih bisa saling menatap dan memegang tangan untuk dapat berjalan melalui jalan itu dengan bergandengan tangan?
Waktu adalah waktu dan seperti yang kita tau kenangan punya tempat tersendiri dalam hati. Jika kita masih ingin menikmati sore hari, tertawa sepanjang hari, haruskah kenangan diakhiri?
Seorang penari nungkin bisa menari dimasa tua, penulis bisa membaca tulisannya, pemotret akan memandangi jepretannya dan pelukis akan memajang lukisannya.
Lalu aku? Haruskah aku kembali menari bersama bayanganmu, membaca kembali cerita yang kutulis tentangmu (untuk mengingat kenangan itu, mumutar kembali kilasan wajahmu yang tersenyum malu-malu menatapku, memajang lukisan tentang masa depan yang selalu kurancang itu?
Aku tau itu gila, tetapi aku tidak pernah tau mengapa aku bisa begitu.
Lihatlah, setiap malam aku selalu menulis beberapa kata. Bahkan bila aku rindu aku menulis semua rasa rinduku pada buku.
Aku tidak pernah tau entah ini hal gila atau tidak. Mengingatmu membuat pikiranku tidak menentu, aku tau, didepan orang aku hanyalah orang yang tidak tau dan tidak mau tau. Tetapi aku punya banyak cerita dalam hatiku,dalam pikiranku.
Setiap waktu adalah tantangan bagiku, antara cita-cita, keluarga dan engkau.
Jika orang bertanya engkau itu siapa?
Haruskah aku cerita bahwa engkau adalah seorang gadis yang kusuka?
Aku tidak tau, tapi harapanku adalah suatu hari nanti engkau akan membaca tulisanku dan engkau dapat mengerti bagaimana aku mencintaimu dalam tulisanku.
Tapi aku tau aku adalah seorang yang sangat rapuh dan tidak cocok untuk tempat berlindung, Hari-hariku kelabu dan buram.
Akan sanggupkah engkau melalui hari tanpa warna ini?
Jika saat nanti semua yang kutulis ini bukan lagi hanya angan dan mimpi, maukah engkau melangkah bersamaku dan kita akan berjalan beriringan melewati jalan yang pernah kuceritakan.
Aku akan selalu punya cerita untukmu, tentang mimpi-mimpi yang melayang. (Meskipun aku tau bahwa kau bukanlah anak kecil yang pantas didongengi).
Aku pernah bertanya kepada diriku sendiri, sampai dimana batas mimpi itu?
Aku tidak tau, tetapi aku sering terperanjat dan bangun dari hayalanku. Aku tau, meskipun saat ini kau bisa jadi milikku, tidak ada yang bisa kulakukan untukmu. Tidak ada!
Aku hanya bisa berdoa,jika memang akan ada cerita, aku yakin tidak akan pernah terganti jadi cerita lain.
Dan kau tau? Malam ini, saat aku menulis ini aku sedang merencanakan jika saatnya kau wisuda nanti (2016 dan semoga saja aku sudah tidak lagi dikampus kita agar aku tidak melihat kekasihmu memelukmu dan memberimu bunga)aku memberimu bungkusan, tulisan-tulisan yang bodoh ini, sebuah buku yang sangat kusukai serta setangkai bunga sintetis agar bisa kau simpan.
Aku tidak ingin mendengar kabarmu suatu saat nanti akan menikah, tetapi aku senang jika kau sudah menikah dan berkeluarga.
Ketahuilah, saat aku menulis surat ini aku sedang membayangkan senyummu, membayangkan bagaimana jika seandainya kau membacanya, mungkinkah kau merasa bahwea tulisanku adalah tulisan terlonyol yang pernah kau baca atau kau hanya akan menganggapku bercanda?
Aku tidak tau, tetapi semoga saja suatu hari nanti seseorang yang akan jadi istriku tidak pernah membaca tulisan ini tetapi aku ingin kekasihmu dan juga suamimu suatu hari nanti membaca tulisan ini agar dia tahu ada orang lain yang sangat mencintaimu sehingga dia akan berjuang untuk mempertahankanmu dan menjagamu.
Ketahuilah, aku menulis ini karena aku merindukanmu dan seperti biasa aku selalu menulis kerinduanku itu di setiap buku yang ada didekatku tetapi malam ini aku menulisnya disini dan aku berharap rasa rinduku ini bisa berkurang.
Dan aku mencoba untuk melupakan semua.
Semoga!
Selamat malam hujan
Selamat malam puisi
Semoga malam jadi kenangan
Dan esok hari harus berganti
Karena banyak hal baru yang harus terjadi.
Dan malam ini kau harus bermimpi, bahwa setiap waktu yang kita miliki sangat berarti.
Selamat malam hujan, tidurlah..!
15 Oktober 2014

Rabu, 07 Mei 2014

Hal Aneh


Aku punya hobby membaca yang gila, bahkan mungkin lebih gila dari yang kau sangka, tetapi sayangnya hobbiku ini musiman saja karena musim-musim lainnya aku lebih suka membaca cerita yang bersifat romansa atau yang lebih gila lagi jika aku kadang membaca setengah saja dari sebuah buku karena yang kubaca tidak ada maknanya.
Kadang aku juga ingin berpetualang seperti yang diceritakan teman-temanku padaku bahwa berpetualang itu adalah hal yang sangat menyenangkan dan menantang sehingga aku sering mencari petualangan alam yang menantang di internet bahkan aku dapat menjelaskannya secara detail kepadamu tetapi satu yang mungkin paling lucu, sampai hari ini aku tidak pernah jadi berpetualang tetapi punya banyak cerita tentang petualangan.
Jika engkau menanyakanku tentang pacar, aku mungkin lelaki aneh yang hingga kini belum punya pacar, tetapi jika kau tanya tentang konsepsi tentang berpacaran, sungguh aku punya banyak pandangan tentang pacar dan jika engkau mau kau bisa berkonsultasi kepadaku tentang bagaimana menjaga hubungan, berpacaran yang baik, cara romantis berpacaran dan hal yang lainnya. Tetapi ingat, janagn pernah menanyakanku tentang berpacaran.
Aku bukan homo, impoten atau hal yang lainnya, hanya saja sampai saat ini aku merasa belum layak untuk berpacaran karena masih banyak hal yang harus kupenuhi untu menjadi kriteria seorang pacar yang baik dan untuk memenhi kriteria itulah sehingga aku selalu mencoba berjuang tetapi ternyata itu menjadi hal yang sangat sulit dalam hidupku.
Aku juga bukan seorang yang punya percaya diri tinggi dan jika percaya diriku lagi down bisa-bisa keringat akn membanjiri tubuhku (karena aku juga adalah seorang yang sangat mudah keringatan). Satu lagi, aku heran kepada diriku sendiri yang belum pernah sukses dengan berpenampilan rapi sehingga ak sering merasa sebagai orang unik dan aneh dimata orang lain dan itu jugalah yang membuat aku tidak pernah percayadiri.
Kadang aku mencoba untuk tidak mengacuhkan itu, tetapi aku tidak pernah berhasil karena mungkin saja itu adalah kelemahanku. Kau tahukan kawan? Semua orang punya kelemahan dan aku juga, itulah kelemahanku dan aku selalu mencoba untuk mengubahnya dan aku ingin teman2 yang mebaca juga turut mendoakan agar aku bisa mengubahnya sehingga jika suatu saat nanti kita bisa bertemu kau tidak menganggapku orang aneh.

Hal Bodoh


Mungkin engkau pernah berpikir mengapa kehidupan ini membuat kita terlena dan mungkin juga engkau pernah juga memikirkan apa yang harus kita lakukan untuk dapat memaknai hidup. Tapi aku heran, ternyata hanya sedikit dari mereka yang memaknai hidup itu dengan sungguh-sungguh. Bagi mereka Memaknai hidup itu adalah dengan mengikuti gaya hidup yang ada, dengan terpana  akan keindahan didepan mata.
Menurutku adalah lebih sadis kitika hanya menikmati segala sesuatu yang ada tanpa mempertanyakan segala sesuatu yang kita nikmati itu, bahkan lebih bodoh jika kita menjadi orang yang tidak mau tahu akan apa yang terjadi. Saya melihat banyak sekali orang yang sangat apatis dengan apa yang dilihat didepan matanya, bahkan lebih miris lagi saat dia tidak tahu apa yang telah terjadi disekalilingnya.
Sah-sah saja jika kita terbuai, dan sah-sah juga jika kita menikmati buaian itu, tetapi yang tidak sah adalah ketika yang membuai kita lalu menidurkan kita untuk memperoleh sesuatu dari kita ketika kita sudah tertidur.
Banyak hal yang dalam hidup ini kita tidak amati, kita juga merasa tidak ada manfaatnya jika kita tau hal itu bahkan kita sering merasa bahwa itu bukan bagian kita, bukan juga hal yang cocok untuk diperbincangkan. Tetapi kita harus tau, kita hidup ditengah-tengah masyarakat, kita hidup dalam negara dan itu artinya kita juga harus memperhatikan dimana kita tinggal dan menikmati hidup. Sadarlah kawan, kita adalah orang muda, punya banyak waktu untuk berpikir dan merealisasikan apa yang kita pikirkan dan kita juga bukan orang-orang dalam sandiwara entertainment yang jelas-jelas tidak masuk akal itu, hidup ini fakta kawan, fakta.
Coba lihat disekelilingmu, coba dengar dan resapi. Apakah semua sudah seperti yang engkau harapkan? Apa sudah sesuai tujuan?
Kita bukanlah untuk menciptakan janji, kita juga bukan orang-orang yang ingin meciptakan harapan tetapi Kita adalh masa depan yang akan memimpin di garda depan, kia adalah tunas-tunas muda dan sayap baru burung garuda untuk dapat terbang tinggi menembus awan dan kita bukanlah orang yang percaya kepada sandiwara dan pencitraan, kita bukanlah orang yang kepada jajji dan kepalsuan, kita, ya, kita, aku dan saudara-saudara yang berani menatap masa depan dengan suatu kepastian, karena lebih baik menantang dan berpetualang dengan segala kemugkinan yang akan menghadang dari pada mamanjat di pohon lapuk untuk menikmati keindahan.

Menipu diri untuk kebahagiaan


Pernah aku menyangka bahwa orang yang hebat itu adalah orang yang terhormat dengan kelakuan yang membuatnya terhormat juga, pernah juga aku menyangka bahwa orang yang sukses itu adalalah orang yang pantas menerima kesuksesan dari hasil jerih payahnya.
Tetapi entah mengapa kesuksesan itu cenderung dinilai dengan materi, entah mengapa pula kelakuan itu sering dinilai dengan materi bahkan waktu, hak, kewajiban hingga kesepakatan saja sudah menjadi materi. Mungkin sudah menjadi sifat dasar seseorang suka dipuji, adalah mungkin sudah keinginan terpendam seseorang untuk  dipuji dan yang menjadi istimewa.
Tetapi yang lebih kasihan menurut saya adalah orang yang menghalalkan segala cara untuk hal itu, termasuk melakukan kemunafikan dangan bertopeng kebaikan, karena menurut saya lebih baik orang yang tidak berpikir dari pada orang yang memikirkan kejahatan bagi orang lain. Karena ternyata untuk mencapai level kesuksesa yang dimaksut orang-orang bisa saja membohongi orang lain bahkan membohongi diri sendiri dan inilah perbuatan terbodoh yang pernah saya tahu dalam kehidupan saya, membodohi diri sendiri.
Adalah menjadi penipu kelas paus biru keika kita berhasil menipu diri sendiri karena apapun yang kita lakukan berasal dari diri kita, bahkan saat kita berpikir melakukan dan merencanakan sesuatu yang jahat kita telah mencoba membodohi diri kita dengan memberi rasa bersalah kepada diri kita, tetapi diatas semuanya, kita adalah diri kita. Kalau kita sendiri sudah membodohi diri kita, itu artinya kita sendiri sudah menciptakan keraguan untuk diri kita, lalu siapa lagi yang akan percaya kepada kita kalau kta sendiri sudah tidak percaya pada kita?
MENURUTKU, LEBIH BAIK KITA HIDUP MENURUT APA YANG KITA ANGGAP BAIK DAN HIDUP KITA YANG BAIK ITU TIDAK MENGGANGGU ORANG LAIN JUGA UNTUK HIDUP BAIK.
Bagaimana kita bisa hidup bahagia jika orang-orang disekitar kita tidak bahagia?


Kita memang punya tujuan untuk sukses, namun bagiku sukses itu bukanlah tujuan akhir, tujuan akhir itu adalah hidup bahagia untuk selamanya bersama orang yamg kukasihi.

Catatan Bodoh


Apakah ada sebuah kisah yang pernah kita lupakan? Jika ya, maukah engkau menceritakannya untukku? Untuk sebuah harapan yang memang sudah jadi kenangan. Aku ingin mendengarnya darimu, sebuah kisah romantis tentang hujan.
Hari sudah beranjak malam, hujan masih turun deras, tetas-tetesnya terus membias setiap cahaya yang mengenainya, daun-daun gugur memenuhi jalanan dan aku masih menatapi tetes demi tetes air hujan yang bening itu.
Ada orang pernah berkata, jika engkau sedih menangislah ditengah hujan maka tidak akan ada orang yang tau engkau sedang menangis. Ah, ide yang bagus. Lalu berkali-kali aku mencoba menangis saat hujan, tetapi lama kelamaan aku sadar yang sedih bukan pikiranku dan sebenarnya bukan kesedihanlah yang kualami tetapi sebuah perasaan kesepian.
“Lelaki yang menangis itu terlalu sentimentil, aku tidak yakin seorang lelaki pernah menangis karena kesepian.”
Kau memberi komentar disebuah tulisanku yang kuposting di sebuah jejaring sosial dua tahun lalu.
“Tetapi kau menyukai lelaki yang sentimentilkan?”
Engkau hanya membalasnya dengan sebuah senyum.
Sejak saat itu aku sering menulis tentang hujan dan kau juga mengikuti setiap tulisanku, dan kau selalu memberikan tanda senyum disetiap tulisanku. Aku tau, ada ketertarikan dalam diriku, bukankah kebiasaan burukku jika aku sering membaca profilmu? Tidak ada postingan disana, tidak ada bukti kau menyukai karya sastra atau cerita dan satu yang hampir tidak bisa kuterima, akunmu seakan-akan tidak pernah dibuka setahun lamanya.
Lalu pernah sekali aku ingin bertemu denganmu, saat itu kutulis sebuah cerita tentang partemuan. Tetapi kau tahu? Bagiku sebuah pertemuan adalah sebuah tantangan gila untuk kehidupan sehingga karena kuanggap pertemuan itu tantangan dan aku adalah seorang yang benci tantangan maka kuputuskan untuk tidak menemuimu. Kuakui dalam sesalku aku sering mengutuki kepribadianku ini dan aku juga mengutuki diruku yang tidak berani menemuimu karena sejak itu tidak pernah ada lagi kabar darimu bahkan tidak pernah mengacuhkan tulisanku.
Kadang aku berpikir masa bodoh untuk hal itu, kadang juga aku berpikir untuk tidak mengacuhkannya, tetapi setiap aku membaca tetang tulisanku sejak pernah mengenalmu, rasanya sesal itu mengena juga dihatiku bahkan aku mencoba mengunjung profil jejaring sosialmu tetapi kutahu itu semua tidak berarti dan sia-sia.
Seminggu lalu kucoba untuk mengirimkan sebuah pesan yang menangakan kabar, tetapi tidak ada pertanda kau membuka akun jejaring sosialmu hingga suatu hari aku membaca sebuah balasan yang berisi senyum, senyum, itu saja.
Kau tahu, kadang engkau harus memahami apa itu makna rindu, rindu pada orang yang aku sendiri tidak mengenalnya, rindu pada seorang teman yang senang bercerita meskipun aku tidak pernah mengenal siapa dia bahkan rindu kepada waktu yang selalu berlalu.
Bodoh bukan?
Itu adalah rindu terbodoh yang pernah kualami, memandangi jendela chat berharap seseorang yang kuharap segera online lalu aku akan menyapanya dengan ucapan hai, selamat malam lalu cerita akan mengalir dengan gampangnya dan satu yang kuherankan adalah aku selalu mempercainya dalam segala hal termasuk masalah pribadiku dan yang lucunya juga selalu ditanggapi.
Heh, jika punya wakt lagi aku akan melanjutkan cerita ini.
Kuharap aku bukanlah orang bodoh yang selalu banyak kepada waktu.

Arah Dairi Kedepannya

                                                     Arah Kabupaten Dairi Kedepannya Sebagai penduduk Kabupaten Dairi yang sedang merantau, ...