Minggu, 26 April 2020

Untuk Rasa Ragu dan Putus asa

Untuk Rasa Ragu dan Putus Asa

Pemberitaan mengenai Covid-19 yang awalnya hanya Simpang siur dan Berita awal yg menyebut bahwa tidak berdampak bagi Indonesia tidak terlalu berpengaruh sampai WHO memutuskan bahwa penyakit itu masuk kategori pandemi. Baragam pemberitaan muncul, ulasan-ulasan mengenai pandemi yg pernah terjadi dipermukaan Bumi pun mulai dibahas.
Semua rasanya biasa saja sampai suatu saat kita semua tersadar, semuanya sudah berubah, semua tidak pernah sama lagi.
Hari-hari kita lalui dengan ketakutan dan ketidakpastian, hari-hari kecemasan, tiap hari berita mengabarkan itu-itu saja dan jujur kawan, saya juga awalnya menganggap ini hanyalah kejadian sementara saja, tapi ini ragu saya menghilang, yang ada hanya kecemasan, ketidakpastiaan, ketakutan.
Covid-19 ternyata benar-benar jadi momok diabad ini, merusak tatanan Dunia, merusak sosial budaya dan lainnya dan yg pasti mengubah peradaban.
Semua seserius itu, ini tidaklah permainan, juga bukan Teori konspirasi atau apapun itu yg mungkin ramai-ramai mereka ulas kepentingan mereka, yg pasti ini sudah terjadi dan kita mengalami.
Sekarang saatnya mungkin tidak perlu diulas lagi, hari-hari itu telah terjadi dan hanya kedepanlah yang kita perbaiki, sudah saatnya kita percaya kebijakan pemerintah, percaya kepada saran mereka yg memang ahli, tidak perlu berdebat, tidak perlu mengeluh dan mengoceh sana sini dan tidak perlu hal-hal lain. Sudah saatnya kita mulai dari diri sendiri, menjaga diri Kita, menjaga keluarga, menjaga Negara, menjaga Bumi Kita.
Kita adalah manusia dan kita istimewa karena kita punya harapan, ya, harapan itulah yg memulai segalanya

26 April 2020

(catatan ini dibuah setelah bangun tidur di Minggu sore dan mulai Sabtu sore karena tidak bisa kemana-mana juga setelah membaca beberapa berita dan mendengar cerita)

Liana

Misalkan, sore ini, sebuah sore yang sederhana. Kau menghabiskan waktumu untuk duduk ditepian sungai M, mendengar riuh lalu lalang dan gemericik sungai serta hamparan senja yang terbentang.
Misalkan juga, disore yang sederhana itu, Ada juga gadis yg datang entah dari mana, tiba-tiba datang dan menyapamu, menawarkanmu minuman dan dia mulai diam, memandang aliran sungai yang mengalir Dan bermuara dikenangan.
(Tidak, jangan misalkan juga ini akan jadi cerita galau.
Aku sedang berusaha merangkainya menjadi cerita dengan akhir sederhana yg sempurna)
Anggap saja gadis yang datang itu namanya Liana, seorang gadis yang merupakan jelmaan imajinasi yang selalu jadi idola, kriteria diantara sekian banyak pria, dan Hari ini kau ada disampingnya.
Apa yang akan kau lakukan?
Hmmm, saranku, ada baiknya, sebelum senja beranjak, kau harus berdiri dan bangkit dari imajinasimu, mencari Liana yang asli sehingga kau tidak terjebak dalam ilusi.
Biarkan saja sore berganti dan gradasi menghiasi, hidup harus tetap dinikmati agar tidak tetap tinggal dalam mimpi.
Dan Liana pergi, imajinasi Tak Ada lagi.

Arah Dairi Kedepannya

                                                     Arah Kabupaten Dairi Kedepannya Sebagai penduduk Kabupaten Dairi yang sedang merantau, ...