Jumat, 18 Mei 2018

Semangat yang Hilang

Semangat yang (Sempat) Hilang

Beredar ucapan duka dan opini-opini tentang yg sedang terjadi belakangan ini, banyak hal yg membuatku sangat kecewa, sesaat setelah kejadian itu, beberapa teman Sosmed yg biasanya postingannya selalu menarik utk membaca beralih menjadi postingan yg memilukan dan tentu menyudutkan satu pihak, dipihak lain beredar juga postingan dan screenshot tentang yg tidak perlu panjang lebar untuk dijelaskan, ditambah tagar pernyataan.
Sejenak, saya berpikir, kok bisa begitu?
Saya hilang semangat membayangkan kejadian yg ternyata benar-benar bisa terjadi di Negeri ini. Entah mengapa, dari jaman dahulu, saya selalu berpikir keberagaman itu indah dan menyenangkan, misalnya di kampungku, yg nun jauh disana, dipedalaman Sumatera Utara, keberagaman itu indah, toleransi berjalan dan rasanya tidak ada konflik, tidak ada kebencian apalagi antar RAS, kami saling menghormati dan menghargai.
Jika Hari Natal dan Tahun baru, Juga saat Lebaran, saling bersilaturahmi antar umat beragama, tidak ada masalah yg timbul dan semua rasanya indah.
Begitu juga saat aku mulai sekolah, menurutku semuanya biasa saja dan berjalan baik-baik saja, rasanya toleransi dan saling menghormati adalah ilmu yg telah tertanam dalam hati dan pelajaran yg saya dapat sepanjang perjalanan hidup saya.
Saya tidak pernah dapat didikan until tidak menghormati agama atau Ras lain, atau setidaknya, saya tidak suka membandingkan kelebihan dan kekurangan antara Agama dan Etnis yg satu dengan yg lain, mungkin itu jugalah yg membuat saya tidak punya alasan untuk membenci atau memandang buruk yg lainnya. Kalau soal pemahaman dan pendalaman pribadi saya tentang Agama, mungkin tidak perlu diceritakan, bagi saya itu adalah privacy.
Semangat saya juga sebenarnya hilang ketika melihat kenyataan bahwa ternyata kejadian itu berkelanjutan dan bukan hanya terjadi disuatu tempat saja dan banyak juga informasi dan pendapat yg simpang siur yg di share di Media sosial, dan yg paling membuat semangat saya hilang adalah ternyata korban kejadian itu adalah anak-anak yg belum tentu paham apa sebenarnya yg mereka alami.
Saya bisa membanyangkan betapa pilu dan lukanya semua itu, rasanya semua tidak terdefenisi dengan kata-kata.
Tapi, sudahlah, semua sudah terjadi.
Kita hanya bisa memperbaiki yg telah terjadi dan mencegah kejadian itu tidak terulang lagi.
Mari berhenti membenci dan saling tuduh, mari berhenti menebar kebencian dan berita tidak benar, berpikir jernih dan maju.
Kita tidak ingin toleransi yg telah kita bangun selama ini hanya menjadi kenangan, Kita tidak ingin yg dimiliki anak cucu Kita nantinya hanya peperangan.
Biarlah yg mereka rasakan adalah kedamaian dan sejarah yg penuh kerukunan.

Note : Ini bukan status untuk Pilkada.

Rinaldi Sinaga

Arah Dairi Kedepannya

                                                     Arah Kabupaten Dairi Kedepannya Sebagai penduduk Kabupaten Dairi yang sedang merantau, ...