Rabu, 22 Oktober 2014

Surat untuk Hujan

Kita pernah melalui ini,jalan setapak yang dengan angin sepoi dan kau selalu bertanya saat kita melalui jalan yang sama. “Mengapa kita terus melalui ini? Mengapa tidak melalui jalan lain?”
Haruskah kukatakan padamu? Setiap jalan adalah sama, cuma beda usia dan kondisinya. Tidakkah kau lihat disekeliling kita? Jalan penuh dengan pemandangan bunga liar, ilalang dan kapas yang memutih di ujung sana. Semuanya dibentengi pegunungan bukit barisan dengan Gunung Sibuatan yang menjulang.
Haruskah kau kembali bertanya jika suatu hari nanti kau kubawa melalui jalan ini?
Kau tau, waktu terus berganti dan kita juga akan berubah. Tahap biologis ataupun budaya dan sosiologi. Akankah saat kita bertemu nanti kita masih bisa saling menatap dan memegang tangan untuk dapat berjalan melalui jalan itu dengan bergandengan tangan?
Waktu adalah waktu dan seperti yang kita tau kenangan punya tempat tersendiri dalam hati. Jika kita masih ingin menikmati sore hari, tertawa sepanjang hari, haruskah kenangan diakhiri?
Seorang penari nungkin bisa menari dimasa tua, penulis bisa membaca tulisannya, pemotret akan memandangi jepretannya dan pelukis akan memajang lukisannya.
Lalu aku? Haruskah aku kembali menari bersama bayanganmu, membaca kembali cerita yang kutulis tentangmu (untuk mengingat kenangan itu, mumutar kembali kilasan wajahmu yang tersenyum malu-malu menatapku, memajang lukisan tentang masa depan yang selalu kurancang itu?
Aku tau itu gila, tetapi aku tidak pernah tau mengapa aku bisa begitu.
Lihatlah, setiap malam aku selalu menulis beberapa kata. Bahkan bila aku rindu aku menulis semua rasa rinduku pada buku.
Aku tidak pernah tau entah ini hal gila atau tidak. Mengingatmu membuat pikiranku tidak menentu, aku tau, didepan orang aku hanyalah orang yang tidak tau dan tidak mau tau. Tetapi aku punya banyak cerita dalam hatiku,dalam pikiranku.
Setiap waktu adalah tantangan bagiku, antara cita-cita, keluarga dan engkau.
Jika orang bertanya engkau itu siapa?
Haruskah aku cerita bahwa engkau adalah seorang gadis yang kusuka?
Aku tidak tau, tapi harapanku adalah suatu hari nanti engkau akan membaca tulisanku dan engkau dapat mengerti bagaimana aku mencintaimu dalam tulisanku.
Tapi aku tau aku adalah seorang yang sangat rapuh dan tidak cocok untuk tempat berlindung, Hari-hariku kelabu dan buram.
Akan sanggupkah engkau melalui hari tanpa warna ini?
Jika saat nanti semua yang kutulis ini bukan lagi hanya angan dan mimpi, maukah engkau melangkah bersamaku dan kita akan berjalan beriringan melewati jalan yang pernah kuceritakan.
Aku akan selalu punya cerita untukmu, tentang mimpi-mimpi yang melayang. (Meskipun aku tau bahwa kau bukanlah anak kecil yang pantas didongengi).
Aku pernah bertanya kepada diriku sendiri, sampai dimana batas mimpi itu?
Aku tidak tau, tetapi aku sering terperanjat dan bangun dari hayalanku. Aku tau, meskipun saat ini kau bisa jadi milikku, tidak ada yang bisa kulakukan untukmu. Tidak ada!
Aku hanya bisa berdoa,jika memang akan ada cerita, aku yakin tidak akan pernah terganti jadi cerita lain.
Dan kau tau? Malam ini, saat aku menulis ini aku sedang merencanakan jika saatnya kau wisuda nanti (2016 dan semoga saja aku sudah tidak lagi dikampus kita agar aku tidak melihat kekasihmu memelukmu dan memberimu bunga)aku memberimu bungkusan, tulisan-tulisan yang bodoh ini, sebuah buku yang sangat kusukai serta setangkai bunga sintetis agar bisa kau simpan.
Aku tidak ingin mendengar kabarmu suatu saat nanti akan menikah, tetapi aku senang jika kau sudah menikah dan berkeluarga.
Ketahuilah, saat aku menulis surat ini aku sedang membayangkan senyummu, membayangkan bagaimana jika seandainya kau membacanya, mungkinkah kau merasa bahwea tulisanku adalah tulisan terlonyol yang pernah kau baca atau kau hanya akan menganggapku bercanda?
Aku tidak tau, tetapi semoga saja suatu hari nanti seseorang yang akan jadi istriku tidak pernah membaca tulisan ini tetapi aku ingin kekasihmu dan juga suamimu suatu hari nanti membaca tulisan ini agar dia tahu ada orang lain yang sangat mencintaimu sehingga dia akan berjuang untuk mempertahankanmu dan menjagamu.
Ketahuilah, aku menulis ini karena aku merindukanmu dan seperti biasa aku selalu menulis kerinduanku itu di setiap buku yang ada didekatku tetapi malam ini aku menulisnya disini dan aku berharap rasa rinduku ini bisa berkurang.
Dan aku mencoba untuk melupakan semua.
Semoga!
Selamat malam hujan
Selamat malam puisi
Semoga malam jadi kenangan
Dan esok hari harus berganti
Karena banyak hal baru yang harus terjadi.
Dan malam ini kau harus bermimpi, bahwa setiap waktu yang kita miliki sangat berarti.
Selamat malam hujan, tidurlah..!
15 Oktober 2014

Arah Dairi Kedepannya

                                                     Arah Kabupaten Dairi Kedepannya Sebagai penduduk Kabupaten Dairi yang sedang merantau, ...