Selasa, 28 April 2020

Ingin Pulang dan Mengajari Mereka

Ingin Pulang dan Mengajari Mereka

Melihat Foto yang dishare di Instagram tentang guru-guru yang mengunjungi rumah-rumah siswanya di kampung halaman nun jauh disana (Infonya, Foto ini adalah dari daerah Parlilitan, saya copy dari Instagram, hak cipta pada pemilik). Hati saya terenyuh, sungguh.
Bisa saya bayangkan bagaimana para Guru itu harus mengendarai kendaraannya dari satu tempat ketempat lain untuk mengunjungi murit-muritnya.
Saya tahu Pasti bagaimana kondisi alam dan daerah disana karena tidak jauh beda dengan kampung halaman saya. Jarak antar kampung yang sangat berjauhan, jalanan yang berbukit membuat harus menanjak dan menurun dalam, melintasi sungai dan tentu jalanan belum diaspal dan sebagian masih hanya tanah merah, berlobang dalam dan tidak terawat. Belum lagi ada aliran listrik dan problem lain yg tidak bisa diprediksi diperjalanan.
Kalau mereka yg di Daerah yg cukup maju mungkin enak, bisa mengakses internet dan komunikasi yg lancar utk belajar, tidak terlalu masalah dan gurunya bisa mengunjunginya atau membagi ilmu lewat jejaring sosial atau media lain.
Nah, mereka yg jauh tinggal dipedalaman?
Yang setiap Hari kesekolah saja harus menghabiskan waktu pergi ke sekolah sekitar satu jam, berangkat dengan peralatan seadanya, menembus hawa dingin hutan dan pegunungan, menelusuri jalanan setapak,, kadang hujan, kadang kabut, tapi yakin mereka selalu optimis utk pendidikan dan masa depannya.
Kini, dalam masa pandemi ini apa yg bisa mereka lakukan?
Saya sedih membayangkannya.
Mungkin pagi hari mereka bangun, mengubur mimpi-mimpi mereka utk pergi ke sekolah karena sekolah sudah lebih sebulan libur.
Mungkin pagi hari, mereka hanya sarapan seadanya, lalu pergi ke Ladang membantu orangtua menyiangi lahan, memetik kopi dan tanaman lainnya (itupun tidak ada lagi harganya karena sudah turun drastis). Mereka kini menghabiskan waktu dan energinya utk bekerja, malamnya mereka kelelahan dan tertidur, tidak tau apa yg sedang terjadi diluaran sana, tidak tau apa yg mereka pelajari dan harapan mereka tidak pasti.
Lalu bagaimana Kita membandingkan itu semua dengan mereka yg tinggal di Daerah yg sudah cukup maju dan koneksi yg sudah lancar?
Entahlah.
Saya salut dan sangat respect kepada guru-guru dalam Foto ini dan guru-guru lain yg melakukan hal serupa, semua berkat untuk mereka atas hal yg mereka lakukan.
Saya sekarang berpikir, mungkin pandemi ini terjadi sewaku saya mahasiswa, banyak yg bisa saya lakukan, jujur saja, saya sangat ingin membantu para guru-guru itu, Mengajari siswa-siswa itu, menguatkan semangat mereka. Ya, saya yakin jika diajak dan diarahkan, pasti banyak teman-teman mahasiswa yg akan tergerak hatinya, mengajar tanpa mengharap imbalan, yg bisa berbagi ilmu utk Masa depan mereka.
Mereka adalah masadepan Negeri ini, kepada Generasi mudalah kita menggantungkan harapan, dimasa seperti inilah kita dibutuhkan, dimasa seperti inilah kita menunjukkan siapa sebernarnya Kita, bagaimana eksistensi kita sebagai mahasiswa.

28 April 2020


Minggu, 26 April 2020

Untuk Rasa Ragu dan Putus asa

Untuk Rasa Ragu dan Putus Asa

Pemberitaan mengenai Covid-19 yang awalnya hanya Simpang siur dan Berita awal yg menyebut bahwa tidak berdampak bagi Indonesia tidak terlalu berpengaruh sampai WHO memutuskan bahwa penyakit itu masuk kategori pandemi. Baragam pemberitaan muncul, ulasan-ulasan mengenai pandemi yg pernah terjadi dipermukaan Bumi pun mulai dibahas.
Semua rasanya biasa saja sampai suatu saat kita semua tersadar, semuanya sudah berubah, semua tidak pernah sama lagi.
Hari-hari kita lalui dengan ketakutan dan ketidakpastian, hari-hari kecemasan, tiap hari berita mengabarkan itu-itu saja dan jujur kawan, saya juga awalnya menganggap ini hanyalah kejadian sementara saja, tapi ini ragu saya menghilang, yang ada hanya kecemasan, ketidakpastiaan, ketakutan.
Covid-19 ternyata benar-benar jadi momok diabad ini, merusak tatanan Dunia, merusak sosial budaya dan lainnya dan yg pasti mengubah peradaban.
Semua seserius itu, ini tidaklah permainan, juga bukan Teori konspirasi atau apapun itu yg mungkin ramai-ramai mereka ulas kepentingan mereka, yg pasti ini sudah terjadi dan kita mengalami.
Sekarang saatnya mungkin tidak perlu diulas lagi, hari-hari itu telah terjadi dan hanya kedepanlah yang kita perbaiki, sudah saatnya kita percaya kebijakan pemerintah, percaya kepada saran mereka yg memang ahli, tidak perlu berdebat, tidak perlu mengeluh dan mengoceh sana sini dan tidak perlu hal-hal lain. Sudah saatnya kita mulai dari diri sendiri, menjaga diri Kita, menjaga keluarga, menjaga Negara, menjaga Bumi Kita.
Kita adalah manusia dan kita istimewa karena kita punya harapan, ya, harapan itulah yg memulai segalanya

26 April 2020

(catatan ini dibuah setelah bangun tidur di Minggu sore dan mulai Sabtu sore karena tidak bisa kemana-mana juga setelah membaca beberapa berita dan mendengar cerita)

Liana

Misalkan, sore ini, sebuah sore yang sederhana. Kau menghabiskan waktumu untuk duduk ditepian sungai M, mendengar riuh lalu lalang dan gemericik sungai serta hamparan senja yang terbentang.
Misalkan juga, disore yang sederhana itu, Ada juga gadis yg datang entah dari mana, tiba-tiba datang dan menyapamu, menawarkanmu minuman dan dia mulai diam, memandang aliran sungai yang mengalir Dan bermuara dikenangan.
(Tidak, jangan misalkan juga ini akan jadi cerita galau.
Aku sedang berusaha merangkainya menjadi cerita dengan akhir sederhana yg sempurna)
Anggap saja gadis yang datang itu namanya Liana, seorang gadis yang merupakan jelmaan imajinasi yang selalu jadi idola, kriteria diantara sekian banyak pria, dan Hari ini kau ada disampingnya.
Apa yang akan kau lakukan?
Hmmm, saranku, ada baiknya, sebelum senja beranjak, kau harus berdiri dan bangkit dari imajinasimu, mencari Liana yang asli sehingga kau tidak terjebak dalam ilusi.
Biarkan saja sore berganti dan gradasi menghiasi, hidup harus tetap dinikmati agar tidak tetap tinggal dalam mimpi.
Dan Liana pergi, imajinasi Tak Ada lagi.

Arah Dairi Kedepannya

                                                     Arah Kabupaten Dairi Kedepannya Sebagai penduduk Kabupaten Dairi yang sedang merantau, ...