Minggu, 24 Mei 2015

Four Seasons In One Day

Four Seasons in One Day ( Sebuah fiksi mini galau dari Judul Lagu yg sama)

Liana menatap blognya yg tidak kunjung dipostingya itu, berkali-kali dia mengedit drafnya, berkali-kali juga dia menyesali kata yg ditulisnya, bagaimana bisa dia memposting itu jika dia sendiri tidak menyukai tulisannya, apa kata perasaannya yg melankolis itu, apa kata temannya yg biasanya selalu mengomentari setiap postingan blognya, apa kata si anu, si anu dan si anu?
Dapatkah dia berkata dengan gampang, "Ah, kau tidak tau betapa sentimentilnya sebuah perasaan." Atau "Sudahlah, ini hanya sebuah pengalaman.."
Lalu mereka mungkin akan menjawab,"Tulisanmu seperti sebuah sinopsis novel saja, serba cepat dan tidak ada detailnya.."
Liana berpikir, jika mereka berkata begitu mungkin dia akan menjawab begini, "Namanya juga tulisan..", Liana tersenyum membayangkannya, memanglah, selalu ada alasan yang tepat untuk menghindar sebab namanya juga alasan, pasti bisa dikarang-karang.
"Ya, tetapi tulisan cenderung mencerminkan cara berpikir penulisnya, pengalaman penulisnya.."
Liana terdiam membayangkannya. Apakah temannya sebenarnya sudah tau perihal itu, tentang dia yg sedang menunggu, tentang dia yg ditunggu, tentang dia yg sedang jatuh cinta dan sekaligus patah hati.
Yang menunggunya telah membuatnya jatuh cinta, tetapi yg ditunggunya membuatnya patah hati.
Sudahlah, cinta itu memang sangat abstrak!
Bagaimana mungkin cinta bisa menguasai hatinya yg dingin terhadap seorang pria tiba-tiba mencair seperti musim semi yg tiba sebelum musimnya dan bagaimana pula jika musim semi tiba-tiba menjadi musim gugur dan kembali dingin?
Dalam sehari, dalam duapuluh empat jam, dia berangsur menikmati musim semi, musim panas, musim gugur dan musim salju.
Tidak, dia tidak bisa menerima semua ini, tidak ada patah hati dan jatuh cinta yg bisa datang bersamaan dan tidak ada akan ada cerita tentang hal itu.
Dengan berat Liana memposting blognya, dengan berat hati juga dia mengakhiri hidupnya sebelum malam berganti, sebelum musim berganti jadi lima.

Minggu, 17 Mei 2015

17052015 Catatan Sore

Sore yang sempurna saat kau duduk di kedai kopi, disebuah pesimpangan sudut kota M ini. Kau terlihat seperti seorang lelaki yang bnyak pikiran bhkan lebih mungkin jika kusebut seperti seorang lelaki yang patah hati.
Kau memandanh jauh keujung jalan, kepada kendaraam-kendaraan yg berlari membawa penumpangnya dalam kenangan, kepada debu dan asap yang brcampur baur mengikuti arah angin yang kadang terhalang gedung-gedung tinggi, orang yg lalu lalang dengan tujuan masing-masing bahkan kau menikmati sisa-sisa sore yg beranjak sesukanya.
Kemana kau sesudah ini, sesudah secangkir kopi yg kau pesan sudah habis dan mengerinh, sesudah kedai kopi tempatmu duduk memutuskan utk tutup, sesudah sore berganti malam dan lampu-lampu temaram mulai menyala disepanjang jalan.
Pikiranmu gusar, kepalamu terasa pening dan berdenyut lalu kau mulai mengutuki keadaam
Seharusnya tidak begini, seharusnya tidak begitu, atau kau bahkan menyesali semua kejadian, seandainya begini, seandainya begitu pasti ini tidak akan terjadi. Kau ingat pepatah yg menyatakan bahwa penyesalan selalu datang terlambat dan kini kau baru betul-betul mengalaminya. Bahkan bukan itu saja, kini kau mengalami rasa kegagalan yg sangat luar biasa, hidupmu seakan tidak lagi berguna, tidak tau lagi tujuannya kemana, kini benar puisi yg kau tulia dulu bahwa kau hanyalah debu-debu yg beterbanan dan jadi masalah kepada orang lain.
Dulu kau memang selalu merasa aman dalam segala suasana sebab kau bisa melakukan apa saja yg kau suka, kau bisa tertawa dan menikmatinya semua tanpa ada kekuatiran akan terjadi apa-apa.
Sebenarnya ini bukan pertamakali kau mengalaminya, tetapi dulu saat yg pertama semua bisa berjalan dgn mulusnya. Kini? Masaah itu terulang lagi dan kau tidak tau dan tidak bisa melakukan apapun, mengapa?
Entahlah, kau sendiripun tidak tau mau apa dan akan cerita kepada siapa, rasanya dunia ini bagimu adalah sesuatu yg gelap dan serba kabur, rasanya hidup ini tidal adalagi artinya.
Kau hilang, benar-benar hilang dalam pikiranmu, impianmu tiba-tiba lenyap begitu saja. Kau tidak bisa membayangkan apa-apa, tidak bisa mengingat apa-apa bahkan kau tidak tahu itu siapa ketika wajah orangtuamu, adik-adikmu, abangmu, wajah seorang yang sangat kau cintai yg tiba-tiba berkelebat dalam pikiranmu.
Kau hilang, dan apakah kau akan memutuskan untuk terus hilang?
Kau kembali menatap jalanan sambil bertanya dalam hati, kenapa?
Hidup kali ini seakan tidak ada lagi jalan penyelesaian, semuana tertutup rapi tanpa ada celah yg dapat dilewati dan itu telah membuatmu benar-benar sangat frustasi.
Kau seakan tinggal sendiri dlm keheningan, tanpa teman, tanpa seorangpun yg kau kenal dan itulah yg membuatmu betul-betul menderita dan tersiksa.
Kau pernah berpikir untuk mengakhiri hidupmu begitu saja, tetapi bukankah masih banyak cita-cita dalam otakmu penuh logika?
Kau waras dan pasti belum gila, lihatlah, matahari saja masih tenggelam dibarat dan pengendara masih mengendarai kendaraannya utk sampai ditujuan dan lihatlah orang-orang yg lalulalang itu, betapa gelisahnya wajah mereka karena ingin segera sampai dirumah ditempat dimana masih banyak orang yg menanti dan merindukan mereka.
Dan kau?
Benarkah tidak ada yg merindukanmu?
Sore ini berlalu dan kuharap sebelum malam juga berlalu kau sudah menemukan kembali dirimu yg tersesat dalam kegagalan dan masalah yg sebenarnya ada dalam pikiranmu.!

Jumat, 15 Mei 2015

Bayangkan jika dirimu adalah seorang lelaki yang selalu kesepian karena kenangan yang selalu membentang. Bayangkan juga disuatu sore yang sederhana, kau bertemu dengan kekasihmu disebuah taman yg tidak terlalu ramai di pinggiran kota M ini dan kekasihmu berkata, "Terima kasih untuk sajak-sajakmu, tetapi maaf, kali ini aku telah memutuskan utk tidak lagi jatuh cinta.."
Lalu kau akan mulai gundah, mencoba bertanya kepada rumput yg bergoyang, kepada daun-daun yg berguguran, burung-burung yang beterbangan, tentang sebuah hal,"Apakah kita berhak utk memutuskan kita akan jatuh cinta" tetapi mereka semua diam, seakan ikut merasakan galaumu.
Dan sejak peristiwabdi taman itu, kau akan memutuskan membaca ulang semua puisi dan cerita-cerita yg pernah kau kirim kepadanya, apakah ada yg salah, atau adakah seorang yg telah membuatmu kalah?
Hingga suatu pagi yg sempurna, saat kau menikmati segelas kopi dan membaca koran berisi berita biasa-biasa saja, ponselmu berdering dan sebuah pesan singkat masuk dari wanita yg kau cinta, "Cinta bukan perkara sajak atau cerita, belum tentu kata bisa membuat jatuh cinta. Kata sangat jauh intervalnya dengan nada, nada-nada dengan irama sempurna telah membuatku jatuh cinta.."
Kau tersenyum, pahit. Mungkin sepahit kopi tanpa gula yg kau nikmati pagi ini.
Mengapa?
Karena engkau tidak tahu apa-apa tentang nada, meskipun dgn sombong kau pernah berkata bahwa kau sangat suka sebuah band asak Denmark yang beberapa waktu lalu pernah konser di Indonesia,tetapi bukankah kau menyukai lagu-lagunya karena liriknya yg sentimentil?
Kau terdiam, kau amati pesan singkat itu dgn seksaa berharap ada inspirasi dari sana, setidaknya inspirasi patah hati yg melankolistis.
Kau teringat, saat pertama mengiriminya puisi, dia begitu bersemangat sambil berkata, "Setengah jiwaku tinggal dalam puisi.."
Dan kau tersenyum mengenangnya, tetapi kini kau telah menghabiskan waktu untuk mendengar lagu-lagu galau Jikustik yang menurutmu sangat sesuai untukmu.."Kapan lagi kutulis untukmu, tulisan-tulisan indahku yang dulu, pernah warnai dunia, puisi terindahku hanya untukmu.."
Kau memang tidak tahu apa yg ada didalam pikiran seorang wanita, kau juga tidak tahu apa yg dilihat mata beningnya itu, tidak tau apa yg diucapkan bibir tipisnya yg mungil dan kau jg tidak tau kemana sapasang kakinya akan menuntunnya melangkah. Tetapi satu yg pasti kau tau bahwa kau akan menantinya kembali.
Mungkin selama menanti kau bisa menulis beberapa buah puisi dan cerpen, merenungi hari-hari atau belajar memperpendek interval kata dan nada, kau juga bisa untuk mengingat kenangan tentangnya, mengingat kesalahan saat kalian bersama sehingga kau tidak lagi mengulangi untuk kedua kalinya.
Bukankah dalam tulisan yg kau tulis dulu kepadanya engkau pernah menyatakan bahwa hidup ini sederhana?
Sesederhana engkau yg selalu menulis kata-kata sambil menantinya, sesederhana jarum jam yg terus bergerak tanpa ada usaha utk menghentikannya, meskipun kau harus mengakuinya bahwa kau selaly membawakannya dalam doa karena kau pernah membaca bahwa hal teromantis dalam cinta adalah mendoakan orang yg kita cintai.
Kau memang harus menerima semuanya, meskipun harapan yang kau tanan seakan-akan tidak tumbuh dan berakar, tetapi kau tau bahwa suatu waktu nada-nada itu akan berhenti jika tidak ada lagi bunyi, tetapi dengan kata-kata dalam tulisan semua bisa abadi.
Hingga suatu senja yg sederhana, di taman pinggiran kota M, kau sedang duduk menikmati lagu Forever and a Day-nya MLTR, ponselmu akan berdering, sebuah pesan masuk dari nomor yang memang sudah benar-benar kau hapal mati,"Kau masih sendiri? Bolehkah aku menemani, aku rindu mendengar sajak-sajakmu dan membaca ceritamu.."
Kau tersenyum lalu mengerdip kearahku seakan berkata,"Memang benar katamu, cinta itu hanya tentang perihal kesabaran usaha  dan waktu.."
Lalu waktu berlalu, lampu-lampu temaram akan menaungimu berbagi cerita tentang apa saja saat kalian tidak bersama.
Satu watu berlalu karena memang satu momen hanya untuk satu masa..

Minggu, 10 Mei 2015

One Moment For One Love

Bayangkan jika dirimu adalah seorang lelaki yang selalu kesepian karena kenangan yang selalu membentang. Bayangkan juga disuatu sore yang sederhana, kau bertemu dengan kekasihmu disebuah taman yg tidak terlalu ramai di pinggiran kota M ini dan kekasihmu berkata, "Terima kasih untuk sajak-sajakmu, tetapi maaf, kali ini aku telah memutuskan utk tidak lagi jatuh cinta.."
Lalu kau akan mulai gundah, mencoba bertanya kepada rumput yg bergoyang, kepada daun-daun yg berguguran, burung-burung yang beterbangan, tentang sebuah hal,"Apakah kita berhak utk memutuskan kita akan jatuh cinta" tetapi mereka semua diam, seakan ikut merasakan galaumu.
Dan sejak peristiwabdi taman itu, kau akan memutuskan membaca ulang semua puisi dan cerita-cerita yg pernah kau kirim kepadanya, apakah ada yg salah, atau adakah seorang yg telah membuatmu kalah?
Hingga suatu pagi yg sempurna, saat kau menikmati segelas kopi dan membaca koran berisi berita biasa-biasa saja, ponselmu berdering dan sebuah pesan singkat masuk dari wanita yg kau cinta, "Cinta bukan perkara sajak atau cerita, belum tentu kata bisa membuat jatuh cinta. Kata sangat jauh intervalnya dengan nada, nada-nada dengan irama sempurna telah membuatku jatuh cinta.."
Kau tersenyum, pahit. Mungkin sepahit kopi tanpa gula yg kau nikmati pagi ini.
Mengapa?
Karena engkau tidak tahu apa-apa tentang nada, meskipun dgn sombong kau pernah berkata bahwa kau sangat suka sebuah band asak Denmark yang beberapa waktu lalu pernah konser di Indonesia,tetapi bukankah kau menyukai lagu-lagunya karena liriknya yg sentimentil?
Kau terdiam, kau amati pesan singkat itu dgn seksaa berharap ada inspirasi dari sana, setidaknya inspirasi patah hati yg melankolistis.
Kau teringat, saat pertama mengiriminya puisi, dia begitu bersemangat sambil berkata, "Setengah jiwaku tinggal dalam puisi.."
Dan kau tersenyum mengenangnya, tetapi kini kau telah menghabiskan waktu untuk mendengar lagu-lagu galau Jikustik yang menurutmu sangat sesuai untukmu.."Kapan lagi kutulis untukmu, tulisan-tulisan indahku yang dulu, pernah warnai dunia, puisi terindahku hanya untukmu.."
Kau memang tidak tahu apa yg ada didalam pikiran seorang wanita, kau juga tidak tahu apa yg dilihat mata beningnya itu, tidak tau apa yg diucapkan bibir tipisnya yg mungil dan kau jg tidak tau kemana sapasang kakinya akan menuntunnya melangkah. Tetapi satu yg pasti kau tau bahwa kau akan menantinya kembali.
Mungkin selama menanti kau bisa menulis beberapa buah puisi dan cerpen, merenungi hari-hari atau belajar memperpendek interval kata dan nada, kau juga bisa untuk mengingat kenangan tentangnya, mengingat kesalahan saat kalian bersama sehingga kau tidak lagi mengulangi untuk kedua kalinya.
Bukankah dalam tulisan yg kau tulis dulu kepadanya engkau pernah menyatakan bahwa hidup ini sederhana?
Sesederhana engkau yg selalu menulis kata-kata sambil menantinya, sesederhana jarum jam yg terus bergerak tanpa ada usaha utk menghentikannya, meskipun kau harus mengakuinya bahwa kau selaly membawakannya dalam doa karena kau pernah membaca bahwa hal teromantis dalam cinta adalah mendoakan orang yg kita cintai.
Kau memang harus menerima semuanya, meskipun harapan yang kau tanan seakan-akan tidak tumbuh dan berakar, tetapi kau tau bahwa suatu waktu nada-nada itu akan berhenti jika tidak ada lagi bunyi, tetapi dengan kata-kata dalam tulisan semua bisa abadi.
Hingga suatu senja yg sederhana, di taman pinggiran kota M, kau sedang duduk menikmati lagu Forever and a Day-nya MLTR, ponselmu akan berdering, sebuah pesan masuk dari nomor yang memang sudah benar-benar kau hapal mati,"Kau masih sendiri? Bolehkah aku menemani, aku rindu mendengar sajak-sajakmu dan membaca ceritamu.."
Kau tersenyum lalu mengerdip kearahku seakan berkata,"Memang benar katamu, cinta itu hanya tentang perihal kesabaran usaha  dan waktu.."
Lalu waktu berlalu, lampu-lampu temaram akan menaungimu berbagi cerita tentang apa saja saat kalian tidak bersama.
Satu watu berlalu karena memang satu momen hanya untuk satu masa..

Jumat, 08 Mei 2015

Sabtu 952015

Menikmati segelas kopi disebuah warung pinggir jalan sambil menunggu kawan mungkin lebih nikmat, mungkin seperti semua panomena yg biasa dilihat, biasanya secangkir kopi akan ditambah beberapa lembar koran utk dibaca.
Bagiku ini hal yg biasa, mungkinpun teramat biasa, saya akan duduk dan asik menikmati lembar demi lembar koran itu meskipun tidak ada satu berita yg bisa betul-betul saya cerna.
Tetapi sebenarnya satu  yg menarik, ketika saya duduk ada seorang gadis yg duduk disamping saya, saya hampir saja menawarinya secangkir kopi kalau tidak saja kudengar dia memesan sebotol minuman ringan.
Dia lalu duduk, memandang gelisah keujung jalan, entahlah, aku tidak tau apa yg dia tunggu, tapi rasanya dia memang benar-benar sedang menunggu, entah itu menunggu kekasihnya, menunggu adiknya atau siapapun itu, yg pasti dia menunggu.
Kalau melihatnya, sebenarnya aku ingin menulis cerpen jg tentangnya, paling tidak judul yg bisa kubuat adalah perempuan yg menunggu, hanya saja aku takut karena dgn tidak sopan membuat karangan tentang dia (mengutip kata-kata dari cerpen Sungging Raga) jadi ya sudahlah, aku hanya membuat sebuah tulisan iseng saja. Mungkin kapan-kapan aku akan menulisinya cerpen, mungkin sesudah dia tidak ada lagi dan tidak bisa membaca tulisanku ini.
Ya, mungkin begitulah karena sebenarnya kami sama, sedang menunggu, hanya saja, seperti yg kau tahu, banyak cara yg kita gunakan utk menghabiskan waktu utk menunggu, kulihat dia menggunakan earphone dan asik memutar musik, akupun mengambil smarphone dan membuka bloggerku, lalu menuliskan beberapa kalimat yg mungkin kurang bermanfaat.
Ya, begitulah mungkin, aku memang senang mencatat apa saja, hanya sayangnya sangat sudah merangkai catatan itu menjadi sebuah cerita yg bermakna..

Minggu, 03 Mei 2015

Untuk

Apa kabar
Kuharap kau baik-baik saja, sama seperti aku yg sedang baik-baik saja saat menulis surat ini.
Oya, bagaimana ujianmu, kesehatanmu, semoga semuanya baik-baik saja bukan?
Aku menulisimu surat kali ini bukan karena aku baru mengingatmu, jujur, setiap hari aku mengingatmu meskipun aku tidak berani mengirimkan sms selamat pagi, selamat malam atau sapaan lainnya, kau tau mengapa?
Semua itu hanya akan menyisakan rasa kecewa.
Hmm, mungkin itu sama seperti pesan yg kukirimkan kepadamu lewat inbox fb beberapa bulan yg lalu dan sampai hari ini belum kau baca, padahal itu beberapa puisi dam sebuah cerpen.
Hmm..
Sebenarnya aku menulisimu surat karena entah mengapa hari ini aku iseng membuka profil fbmu dan seperti biasa, tidak pernah kau buka dan sepertinya aku sudah mengerti itu mengapa.
Kau tahu?
Sebenarnya aku sangat rindu kau menyapaku, lalu kau akan bercerita tentang anak+anak kecil yg menggemaskan itu, jg tentang dosen-dosen kita, tentang temanmu yg selalu bertingkah berlebihan.
Dan aku jg ingin bercerita banyak kepadamu, itupun jika kau mau mendengarkan dan tidak memotong ceritaku, kau taukan mengapa setiap alasan itu ada, karena ada yg ingin ditutupi dgn alasan tersebut.
Yah..

Sabtu, 02 Mei 2015

Catatan sore

Entah mengapa, sore ini aku iseng memasukkan nama seseorang ke mesin pencarian google, dan tiba-tiba aku teringat sesuatu. Pernah suatu kali aku ingin menggunakan nama itu jg menjadi tokoh ceritaku, hanya saja aku ragu, karena nama itu cukup unik dan sampai sekarang hanya dia satu-satunya yg kutau  menggunakan nama itu.
Ya, begitulah sebuah kenyataan, meskipun sepertinya tokoh cerpenku Liana akan keberatan jika aku menggantikannya dgn tokoh yg baru dan benar-benar nyata, tetapi seperti biasa, aku jg takut pada diriku sendiri jika suaru hari nanti aku membaca tulisanku aku menemui nama itu, tentu itu akan jadi sentimentil, hehehe..
Jika ditanya memang, apalah arti sebuah nama, tetapi sepertinya aku sensitif dgn nama itu, mungkin sesensitif saat aku melihatnya, hahaha, bukankah itu sesuatu yg sangat konyol menurutmu?
Memang ada kalanya aku harus mengakuinya, seperti aku mengakui perasaanku disetiap cerita yg kutulis, meskipun aku sengaja membelit-belitkan kata-kataku agar tidak ada seorang pun yg tahu.
Bukankah itu jg artinya aku selalu membentengi diriku dan menyimpan segala sesuatu untuk diriku sendiri?
Mungkin suatu hari nanti kau akan menjadi temanku berbagi, bukan begitukah?
Tidak apa-apa kalau kau merasa bahwa nama yg kucari itu adalah namamu, mengapa?
Karena sebenarnya meskipun berulangkali kau bertanya, aku tidak akan pernah memberitaukan itu siapa..
Hahaha, rasanya itu tidak lucu bukan?
Dipencarian google, aku hanya menemukan akun jejaring sosialnya, FB, Instagram yg mencantumkan Line, Path dan namanya dipengumuman penerimaan mahasiswa baru portal sebuah kampus,  entah itu tahun berapa, mungkin kau akan mencoba menelusurinya jika suatu hari kau sudah tahu, hehehe...
Kau tahukan, sebenarnya ini hanya catatan isemg disore hari saat aku menikmati hujan dan secangkir kopi, dan disitulah berasal keisengan ini.
Hmm, mungkin jg kau bisa menawarkan namamu utk dijadikan cerpen, atau kau punya cerita yg sentimentil utk dijadikan cerita..
Atau kau mau bercerita banyak kepadaku untuk menghabiskan galaumu, karena mungkin kau sepertiku melankolis, hehehe
Bisa jd menulis, tidak masuk akalmu, tetapi kau bisa bercerita sebanyak-banyaknya.
Atau bahkan kau mungkin sama sepertiku, selalu mengintip profil sosmed seseorang untuk menemukan sesuatu disana..hehehe.
Tetapi satu yg pasti, aku tidak akan berbagi siapa nama yg ku googling sore ini, kenapa? Karena itu sentimentil, titik!!

Jumat, 01 Mei 2015

Catatan Perjalan

Kau taukan, terkadang kita tidak dapat memilih jalan mana yg harus kita pilih . Tetapi ada kalanya suatu saat kita harus mengosongkan pikiran dgn melakukan sebuah perjalanan tanpa tujuan.
Aku mencatatkan perjalan ini saat aku sedang menikmati perjalananku sendiri yg tanpa tujuan ini, ya, tgl 30 april 2015 aku memutuskan sebuah perjalanan tanpa rencana utk mengosongkan pikiranku.
Kau tahu mengapa?
Aku sedang patah hati dan perasaanku sedang tidak damai, aku kecewa pada diriku sendiri dan keadaan ini.
Bagaimana mungkin jika semua yg kita harapkan tidak sesuai tujuan?
Memang aku adalah seorang yg selalu menerapkan target yg teramat tinggi sehingga selalu menemui rasa penyesalan yg berlebihan setiap target luput dari sasaran.
Tetapi aku tidak akan membahasnya karena ini adalah sebuah catatan Perjalanan sekaligus surat untuk seseorang, dan tidak apa-apa jika kau merasa bahwa kau adalah seseorang itu, paling tidak kau bisa merasakan makna kegalauan seorang pria yg patah hati dan membuatkan surat untukmu dalam keadaan patah hati.
Aku sebenarnya ingin bercerita banyak tentang jalanan Yg kulalui, daun-daun yg enggan melambai mengucapkan sampai jumpa mungkin untuk yg terakhir kali atau sungai-sungai bening yg mengalir menuntun langkahnya sendiri, pegunungan yg selalu tegar menyambut para pendaki, pedagang yg selalu setua menanti pelanggan yg datangnya belum pasti.
Kau tau?
Mungkin bukan pertama aku menikmati perjalanan tanpa tujuan ini, meskipun memang harus kuakui inilah pertamakali aku mencoba mencatatkannya di blogku, mungkin untuk bisa kau baca dan kau bisa mengerti bahwa aku sedang kecewa dan patah hati.
Kuakui, seperti sebuah perjalanan dan keindahan yg sedang aku nikmati dan tanpa alasan aku bisa mengagumi, begitu jugalah rasanya tentang jatuh cinta dan patah hati, kita tidak punya alasan untuk itu.
Pernahkah kau bayangkan suatu kali, saat engkau jatuh cinta dan tanpa alasan apapun kau akan menyukainya?
Pernahkah kau bayangkan disuatu saat pula kau menyadaei bahwa gadis yg kau suka ternyata sudah memilih seseorang utk tempat berlabuhnya.?
Mungkin disaat yg sama kau akan memutuskan hal yg sama dgn yg kulakukan saat ini dgnku.
Kau akan melakukan sebuah perjalanan tanpa tujuan, menikmati kesunyian perjalan, didalam bus, kau akan melihat semua kenangan mengalir dalam ibgatan ditambah sang supir yg memutar lagu-lagu melankolis yg sangat menyiksa perasaan..
Ya, MLTR dgn sempurna menyanyikan lagu Complicated Heart, 25 Minutes to Late, Thats Why (You go a way), dan kau mungkin akan sangat menikmatinya karena sangat sentimentil, dan kau mungkin akan membayangkan seorang yg kau sukai itu sedang tersenyum manis dan melambai kearahmu.
Ah..
Itu semua mungkin teramat sentimentil, tetapi aku harus mengakui bahwa melakukan perjalanan ini hanya karena sedang patah hati.
Dan aku juga tidak mengerti apa yg berkecamuk dalam pikiranku. Kau tahu?
Terakhir ini aku teramat menuntun pikiranku, seperti nenuntun perjalananku sendiri.
Aku mencoba mencatatkan Perjalan ini ketika aku berada disebuah daerah yg tidak kukenal, sebuah persawahan yg tidak terlalu luas disebuah kecamatan di kabupaten karo, dan lihatlah, semua orang sedang asik dgn pekerjaan mereka, air yg bening, ikan yg berkeliaran dgn bebas.
Ah, seandainya aku bisa terbebas dgn pemikiranku saat ini, seandainya bukan aku sendiri yg sendiri yg sedang menikmati perjalanan tanpa tujuan ini dan seandainyaasih banyak andai-andai yg lain...
Yah, begitulah hidup.
Banyak yg harus kita pilih dalam hidup ini, bahkan mungkin kau harus memilih seperti pilihanku, memilih tidak bercerita kepada siapapun, memilih untuk mencatatkan semuanya meskipun tidak jelas artinya.
Membuat sebuah surat meskipun tidak jelas tujuannya.
Itulah sebuah kenyataan, sebuah prrjalan tanpa tujuan.
Ada kalanya kau menyesali sebuah perjalanan, tetapi ada kalanya juga kau sangat menikmatinya, saat itu kau akan Melihat jalanan dgn pohon-pohin yg berjalan meninggalkan bus yg kau tumpangi, tempat2 wisata dan pasangan2 yg memaksa diri utk romantis, anak2 sekolah yg sedang berusaha mencatatkan kenangan sebelum waktunya tiba bahkan seorang yg sedang patah hati dan berusaha mencatatkan kenangangannya.
Dan kau kan, betapa sentimentilnya kenangan itu, lalu hari ini akan berlalu dan aku harus kembali melanjutkan perjalanku, mungkin aku akan mencoba mencatatkannya kembali, jika kau masih mau menbacanya lagi...

Arah Dairi Kedepannya

                                                     Arah Kabupaten Dairi Kedepannya Sebagai penduduk Kabupaten Dairi yang sedang merantau, ...