Minggu, 13 Desember 2015

Tentang Tulisan-tulisan itu

Aku melihat-lihat arsip blog yg kutulis sepanjang tahun 2015 ini, kebanyakan Liana dan S di T, ternyata mereka berdua terlalu menguasai imajinasiku setahun ini.
Awalnya memang surat untul S di T itu hanya keisengan belaka mengingat nama seorang gadis cantik berinisial S dari sebuah kota inisial T, hanya taulah pembaca, terkadang wanita cantik tidak suka membaca tulisan atau surat-surat melankolis bukan?
Dulu aku menulis rencanya hanya untuk satu surat saja, awal februari 2015 saat nilai semester limaku terjun bebas-dan tentu kini telah kutemukan alasan mengapa nilaiku itu terjun bebas--. Lalu akupun mulai keterusan menulis surat-surat galau itu karena sepertinya ada yg suka membaca tulisanku itu.
Lalu tentang Liana, si gadis cerdas tokoh fiksi itu, rasanya dia adalah gadis dengan tema artificial inteligencia, dengan kecerdasan buatan dalam imajinasiku dia bisa mengetahui apa saja isi wikipedia, sayangnya aku selalu menulis perannya sambil membaca wikipedia, hehehe..
Mungkin benar, sangat susah untuk mencari gadis seperti tokoh cerpen itu, gadis cerdas yg suka berpetualang dan wawasan luas seperti wikipedia berjalan, tau banyak tentang filsafat dan sayangnya aku tidak pernah menuliskannya sebagai gadis yg rajin beribadah--entah mengapa..
Liana pertama kali muncul dalam cerpenku berjudul "Tentang hujan di tepi danau toba" cerpen galau yg aku sendiri kadang malas membacanya dan cerpen itu kutulis tahun 2013 dan diposting oleh mahasiswabatak.com diblognya tahun 2015, sebelum itu sebuah cerpenku juga pernah dimuat oleh mahasiswabatak.com berjudul 3 jam tigabaru sidikalang, aku belum menggunakan nama Liana, hanya ada MeanTe, sebuah inisial juga.
Tentang Liana, sebenarnya dalam draft asliku aku tidak menggunakan nama itu, tetapi nama tengah seorang gadis yg kutemui dalam suatu perjalanan dan bodohnya dalam pertemuan pertama dengan gadis itu aku gagal membuat manajemen kesan, tetapi berhasil jatuh cinta kepadanya, sebuah kebodohan.
Oh ya, 2015 saya berhasil membuat sekitar sepuluh lebih cerpen dan kebanyalan adalah curhatan galau berupa surat untuk nama-nama yg sudah saya sebut diatas, misalkan saja Melankologue, sebuah cerpen yg menceritakan konflik dalam batin tokoh utama ttg dia yg memendam perasaannya kepada seorang wanita dan dia tahu wanita itupun menyukainya, tetapi dia tidak mau mereka punya hubungan apa-apa--kadang aku bertanya, betulkah ada cinta yg seperti itu?--
Lalu Kenangan yg membeku di heaton Park, sebuah taman yg keren di kota Manchester, itu tidak lebih adalah sebuah cerita saduran dari cerpen penulis favoritku yg juga--sepertinya--orang galau, Sungging Raga.
Lalu tentang puisi, aku lupa seberapa banyak menulis puisi dalam setahun ini, tetapi rasanya tidak ada yg berkesan dan aku sudah mulai bosan.
Beberapa waktu lalu aku mencoba mengembangkan sebuah imajinasi dengan Liana di Kota Wakayama, Jepang, potongam cerita pertama dan kedua memang menarik, tetapi semakin lama, ceritaku mulai ngawur dan aku sendiri mulai tidak menyukainya, seperti kata merela "ada kalimat yg dipaksakan untuk ditulis.."
Hmm, tentan menulis dan seringnya aku memposting tulisanku disosial media, mungkin itu karena seorang penulis pria adalah seorang yg kesepian dan setia kepada waktu.
Jika pria-pria lainnya bisa dengan gampang menyatakan apa yg dipikirkan dan dirasakannya, maka seorang penulis mewujudkannya dalam tulisannya.
Aku menulis seringkali hanyalah untuk menarik perhatian, untuk ada yg mau dibanggakan meskipun akhir-akhir ini aku tahu bahwa wanita tidak suka pada pria yg membangga-banggakan dirinya.
Lalu, terpaksa akhir-akhir ini aku hampir berhenti menulis hanya karena motifku menulis tidak sukses, lalu aku mencoba beralih keteori dan filsafat, asumsi yg kubuat sendiri hanya untuk bisa terlihat betapa rajinnya aku membaca, lagi, motifku ini gagal karena rasa malas membacaku akhir-akhir ini memang dititik sempurna, aku tidak pernah berhasil membaca satu buku sampai tuntas..
Lalu?
Terakhir aku mencoba menjadi lelaki yg bangak bicara, tetapi tentu itu jadi masalah semakin banyak bicara, semakin banyak kebohongan yg tercipta.
Ada beberapa hal yg menarik menurutku dalam hal menulis fiksi ini, aku baru tahu ternyata gadis yg kusukai sama sekali tidak tertarik dgn sastra  entah itu baca cerita atau puisi, ya.. Peluang memang semakin kecil, tetapi bukankah jika masih ada nilai peluang ada kemungkinan suksesnya peristiwa tersebut?
2016 aku masih akan tetap menulis, meskipun aku belum tahu pasti untuk apa dan siapa aku menulis..

Arah Dairi Kedepannya

                                                     Arah Kabupaten Dairi Kedepannya Sebagai penduduk Kabupaten Dairi yang sedang merantau, ...