Surat Untuk S di T

1.
Untuk S di T
Sebenarnya, aku ingin menikmati bulan februari ini dengan caraku sendiri. Menulis beberapa cerpen dan puisi, berbagi waktu dengan hutan, menyusuri sungai dan memancing ikan, lalu kalau februari sudah berlalu dan aku kembali ke kuliahku, aku akan memberikan tulisanku itu padamu untuk kau baca-baca dan sesudah itu kita akan bertemu diwaktu-waktu tertentu untuk berbincang-bincang mengenai pengalaman selama kita tidak bersama.
Tetapi, aku teringat sebuah janji yang sedikit berkesan sekitar tiga tahun yang lalu, mungkin dibulan yang sama, februari, tiba-tiba saja ada rasa kesepian dalam jiwa, ditambah tidak lama sesudah itu nilaiku yang membuat kecewa.
Apalagi boleh dikata?
Aku menikmati februari yang berlalu begitu saja dan jikalau mungkin kita bertemu, mungkin aku hanya akan menumpahkan rasa kecewaku pada semuanya.

Dan, oh ya, sampaikan salamku pada kekasihmu, katakan padanya aku menulisimu sebuah surat agar dia tidak cemburu.


2.
Untuk S di T
Hari ini punya ceritanya sendiri bukan?
Aku tahu, pagi tadi mengirimimu sebuah pesan mesra dan kau tersenyum membacanya, akupun tersenyum juga membayangkannya.
Itu lucu, selucu anak yang sedang berlatih berkata-kata dan kau akan gemas terhadapnya, ingin mencubitnya.
Tetapi sebenarnya tidak terlalu mengharapkan kelucuannya karena aku sendiripun sebenarnya sedang asik dengan kekecewaanku sendiri yang tidak menentu ini.
Tidak perlu kau bertanya mengapa aku kecewa, karena tentu kau akan kecewa juga membacanya.
Mengapa?
Karena kau kupaksa menerima dan membaca suratku sehingga kau tidak sempat menghabiskan waktu dengan kekasihmu.
Dan, itulah kesitu karena sesungguhnya kau harus mencintai kekasihmu, sama sepertiku yang mencintai(mu) kata-kata dalam otakku.

3.
Untuk S di T
Aku ingin bertemu denganmu untuk bercerita banyak dan kuharap kau juga begitu, kau masih ingin bertemu denganku.
Ya, mugkin ceritaku hanyalah kisah-kasah yang membosankan dan membuatmu ingin segera pergi karena kekasihmu menunggumu, tetapi tunggu dulu, kini aku menemukan gaya ceritaku sendiri dan setiap cerita itu pasti tentangmu dan kuharap kau mau mendengarkannya seperti halnya kau mendengarkan kekasihmu yang selalu melontarkan kata-kata mesra.
S, kita adalah kita dan kita harus menikmatinya
Jalani hari-harimu seperti biasa dan kalau memang Tuhan mengizinkannya kita pasti bisa bertemu.
Dan, jujur : aku masih mencintai(mu) ,kata-kata, seperti mencintai diriku sendiri.

4.
Untuk S di T
Apa yang bisa kurangkai di Bulan Maret ini untukmu?
Aku harus menjalani kuliahku sebagai mahasiswa lainnya, meskipun kadang hatiku berkecamuk karena rindu.
Tetapi aku tidak mau mengganggumu, karena itu hanya akan mengganggu pikiranku. Aku ingin bertemu denganmu untuk bercerita sebanyak-banyaknya, ya, aku punya komitmen semester ini untuk dapat IP 4.0 dan aku ingin wisuda secepatnya, melanjutkan studi ke Eropa dan mencoba untuk melupakan semuanya.
Apakah aku akan melupakanmu?
Aku tidak tahu, tetapi rasanya aku tidak mungkin melupakanmu mekipun engkau sudah bersama kekasihmu, dan jikalaupun kau mau, aku akan menunggumu datang dan kita akan bersama menikmati musim salju.
Karena aku mencintai(mu), kata-kata, sama seperti sebelumnya.

5.
Untuk S di T
Adakah surat yang sudah kau baca?
Kurasa tidak banyak kata yang bisa kita gunakan mengucapkan sesuatu. Hidup ini bukan peribahasa, tetapi rasanya selalu banyak cerita dan cita-cita yang ingin kusampaikan untukmu.. Kau bisa mendengarnya untuk mempertimbangkan apakah hidup denganku itu terjamin.
Ya, engkau dapat menilainya karena aku tidak ingin menjadi orang yang hidup dalam janji, aku terlalu sedih melihat mereka yang terbuai rasa tanpa jaminan apa-apa.
Kau juga harus tahu bahwa orang-orang yang pemikirannya tinggi memang bukan segalanya, tetapi orang seperti merekalah yang punya cita-cita dan mimpi dan kau harus mendukungnya, DENGAN CINTA.
Dan aku sendiri, telah memutuskan untuk itu mencintai(mu), kata-kata, dan kuharap itu bisa.

6.
Untuk S di T
Sebenarnya aku hanya ingin sebuah cerita tercipta dari hubungan kita, aku yang selalu mengirimu surat yang tidak pernah kau tahu dan kau dengan pemikiranmu.
Tetapi aku selalu mencatatnya untukmu dan membayangkan kau sedang tersenyum membacanya.
Aku juga sudah menulisimu beberapa puisi dan cerita pendek yang sebenarnya ingin kusampaikan kepadamu seperti janjiku dulu, tetapi egkau tidak pernah meminta. Terlalu mudah harga karya sastra jika aku terus menawar-nawarkkannya untukmu demi kata-kata.
Tetapi, entahlah, itulah mungkin cerita yang telah kuharapkan untuk tercipta.
tetapi meski begitu aku tetap mencintai(mu), kata-kata dan kuharap kau memaknainya.

7.
Untuk S di T

Kau tahu?
Dalam surat ini aku ingin mencecarmu dengan sangat banyak cerita, rasanya malam ini terjadi apa yang tidak pernah kusangka. Hidupku tidak teratur lagi rasanya meskipun aku tahu ini akan terjadi tetapi mengapa waktunya tepat pas perasaanku hancur?
Hidupku tidak berbentuk lagi laranya, emosiku sudah hilang begitu saja, aku tidak punya apa-apa untuk bisa membuat bangga, aku bahkan tidak bisa berkata-kata.
Kadang kita bisa mempercayai semua, tetapi sangat menyedihkan jika kepercayaan kita dibuat sia-sia.
T, jangan percaya kepada omongan pria, kami ini lebih banyak pendusta.
Sebenarnya jika aku di ijinkan menjelaskannya, aku bisa menjelaskan dengan sempurna sehingga tidak ada sesal yang tercipta dan dusta yang tersisa, tetapi tuduhan itu sangat berat rasanya, aku adalah pecundang dan orang bebal, bukan seperti seorang lelaki yang biasa kau kenal.
T, aku memang tahu saat berada dalam kesesakan sangat sulit mencari orang yang mendukung kita meskipun terkadang kita benar, mereka juga akan berlomba-lomba memojokkan kita, mungkin seperti itulah kenyataan yang ada, betapa hancurnya pemikiran dan perasaanku.
Aku masih punya harga diri, aku masih punya keluarga yang mencintaiku, aku masih punya cinta bahkan aku masih punya rasa benci.
Tetapi kadang kita harus tidak mengungkapkan emosi karena hidup ini hanyalah tentang bagaimana untuk mengerti dan memahami.
biarlah aku memahami apa yang telah terjadi, biarlah itu sebagai pelajaran yang sangat berarti dan jadi bumbu dalam hidup ini.
Aku memang tidak mungkin dapat melupakannya saat aku hanya bisa menunduk dan dihakimi seperti seorang yang tidak punya harga diri, seperti seorang pembunuh yang hanya layak mati, tidak punya pilihan lain.
Ya, aku akan menelannya sendiri, seperti pil pahit yang kugunakan untuk menyembuhkan kehidupanku, meskipun aku kin bingung akan melangkah kemana, tetapi kita punya TUHAN, dan Dia tahu apa yang kita butuhkan.
Untu masalah ini aku tidak sentimentil T, aku tahu air mata tidak akan pernah menyelesaikan masalah dan aku juga tahu bahwa setiap jalan ada ujungnya.
Aku hanya mencoba memahami bagaimana akhir dari sebuah perjalanan hidup ini, bagaimana menikmatinya.
Mungkin akan kutemui diriku yang tumbuh jadi lelaki sejati seperti yang telah dibentukNya dan aku masih menunggu saatnya.
Dan doakan jugalah aku malam ini T, sangat nyaman rasanya jika ada orang lain yang mendoakan kita.
Sama seperti aku yang selalu mendoakanmu bahkan disetiap waktu yang kusediakan untk bertemu Tuhan kita.
Dan, surat ini tidak perlu kau ceritakan kepada orang lain atau siapapun itu, biarlah untuk kita berdua.
Aku mencintai(mu), sama seperti biasa.

8.
Untuk S di T
T apa kabarmu
Haruskah aku menceritakan kepadamu tentang kesedihan yang meratap dalam pikiranku?
Entahlah, rasanya hidup ini terlalu berat kujalani meskipun aku tidak mencoba memutuskan untuk mati, jalan hidupku masih panjang dan aku punya banyak cita-cita. Memang kadang aku tidak bisa menerima semuanya dengan lapang dada tetapi kadang ada saatnya.
Seandainya kau mau mendengarku bercerita, apakah yang akan engkau katakan?
Mungkinkah engkau sama dengan mereka yang hanya memandang dengan raut wajah turut bersedih lalu segera lupa, atau engkau memberi solusi atau bahkan tidak peduli?
Hidup ini keras dan aku tahu itu, rasanya sangat sakit saat aku mulai menyadarinya.
Aku memang sudah lama terbuai di zona nyaman dan terlalu menikmati sehingga aku lupa kemungkinan yang menghadag di depan, ya dan kuharap kedepan aku akan mempelajari semuanya dengan sempurna dan kujadikan ini pelajaran.
Aku tahu, ini lebih sakit dari patah hati saat aku menyadari bahwa kau tidak pernah menyukaiku, ini tentang komitmen dan harga diri, rasanya kali ini aku bahkan tidak bisa berkutik sedikitpun T.
Aku dipenuhi kebingungan yang sangat keterlaluan dan aku butuh teman bicara, dan itu adalah engkau karena itulah aku mencoba menulisimu surat.
Aku tahu S, saat suatu waktu nanti mungkin aku akan lupa dan aku akan berhenti beberapa lama untuk menulisimu surat, tetapi jangan pernah menyangka bahwa aku telah lupa kepadamu karena engkaulah bayangan yang selalu membaca semua surat-suratku.
S, kali ini aku terjatuh dan jatuhnya sangat dalam sekali bahkan aku hampir tidak bisa menerima  dan bergerak meskipun sebenarnya aku sudah menganggukkan dan meng ia kan semuanya.
S, sakit itu mungkin akan sangat terasa dan aku akan mengingatnya sampai nanti.
Tetapi, tolong doakan aku agar tidak jadi orang yang pendendam, aku tahu masih sangat banyak orang yang mengasihiku dan mereka adalah orang-orang yang istimewa meskipun kadang aku lupa bahwa mereka ada.
S, aku butuh banyak bicara untuk melupakan semua kesedihan ini dan rasanya aku memang mendekati tingkat depresi yang sangat tinggi, aku memang sudah tahu apa yang terjadi dan apa yang harus kulakukan, tetapi kebingungan masih sangat menghantuiku, rasanya semangatku menghlang entah kemana bahkan apa yang tepat dihadapanku rasanya hampi tidak ada, aku ingin lupa semuanya, aku ingn mati saja.
Mungkin inilah memang aku yang terlalu sentimentil dan tidak tahan derita, aku hanya mengeluh dan ingin instan saja, tetapi aku akan memulai belajar menerima semua, belajar menerima kehidupan dan memaknainya dan belajar menerima bahwa kau tidak mencintaiku S.
Hidupku akan kudedikasikan untuak belajar dan memaknai.

9.
untuk S di T

S, terakhir aku menulis untukmu disini.
Ya, aku bisa mengenangnya bagaimana sebuah potomu yang sedang tersenyum tersimpan dalam salah satu file laptop ini, mengenang bagaimana aku selalu mengecek profil facebookmu yang hampir tidak pernah kau buka itu, bagaimana aku menulisimu surat-suratku dan berharap kau akan membacanya. Rasanya sangat sentimentil, ingin aku menangis jika mengingatnya, tetapi aku tidak akan mencoba melupakannya, jika aku bertemu denganmu selalu banyak yang ingin kuceritakan untukmu, tentang puisi dan ceritaku yang memang semuanya itu tercipta untukmu.
Tetapi aku harus menghentikannya beberapa waktu karena aku tidak mempunyai media lagi menulis untukmu bahkan kini aku harus belajar melupakan mimpiku, aku harus menjalani hidupku yang keras ini dan aku tidak mau ada seorang gadis yang kucintai terlibat dalam kerasnya hidupku.
Biarlah, nanti waktunya tiba dan Tuhan selesai membentukku aku akan mencoba menanyakanmu jika engkau memang engkau Tercipta untukku, tetapi kalu tidak, kuhabiskan waktu untuk menunggu meskipun tidak tahu apa yang kutunggu.
S, jika suatu hari nanti engkau membaca tulisanku untukmu, apa yang akan engkau katakan?
aku tahu, aku tidak berharap banyak ntukmu karena cinta itu bukan soal kata-kata tetapi adalah soal rasa dn pembuktian dan kuakui disini aku sangat pecundang, karena itulah aku selalu kalah dalam hal apa saja.
tetapi cobalah mengerti, aku berhenti menulisimu sementara karena waktu dan kesempatanku yang sudah semakin sedikit rasanya, doakanlah aku akan menikmati suasana baru, tempat baru bahkan belajar cara hidup yang baru.
Aku tahu ini berat karena akan mengubah semua karakterku, tetapi doakanlah agar semuanya menuju yang terbaik.
Mungkin suatu saat nanti saat aku mulai menulisimu  surat-surat lagi, engkau sudah menemukan seorang lelaki baru yang selalu mebuatmu tersenyum dan rindu dan..
Sampai nanti
Ingatlah aku selalu mencintaimu dengan sepenuh hatiku, seperti aku mencintai diriku sendiri, ingatlah tidak akan ada yang berbeda sampai nantinya.
YRLP.

10. Untuk S di T
Ini kalanya di bulan Oktober, tidak ada yg mencari cerita yg tersisa diantara kenangan yg masih terasa.
Kau ingatkan, terakhir kita bicara tentang cita-cita, kau katakan padaku kau tidak ingin berdebat denganku hanya dengan sebuah teori diluar nalar kita.
Aku bisa menerimanya karena benar juga katamu disuatu ketika, "tulislaj semampumu, hanya tulisanlah yg akan membuatmu ada..."
Dan ini sudah oktober tahun pertama, aku masih ingat setahun lalu kita bertemu dan aku mulai senang menulis surat untukmu bahkan pernah ada cerpen yang kutulis juga untuk itu.
Mungkin kau ragu, karena akupun selalu ragu dgn catatanku, selalu ragu dgn kemampuanku karena itu sepantasnyalah memang hidup ini jadi sebuah teori yang penuh keraguan.
Ada kalanya aku harus menulis meskipun tidak tahu menulis untuk apa, ada jg saatnya aku membaca banyak tetapi tidak tahu aku harus menceritakan semuanya entah untuk siapa.
Hidup ini bukanlah teori-teori yg kebanyakan hanyalah asumsi.
Seperti suratku ini contohnya, hanyalah sebuah fiksi yg selalu kuharapkan untuk bisa kau baca.
Mungkin aku terlalu berambisi, seperti tokoh-tokoh fiksa lainnya yg selalu menikmati alurnya.
Tetapi kita taukan?
Kita hanyalah pemeran sebuah cerita untuk diri kita masing-masing, meskipun terkadang cukup berat untuk mengakui bahwa setiap dari kita adalah orang yang munafik.
Lalu, hari akan berganti lagi dan aku masih menulis untukmu sampai nanti kau mulai mencoba membaca tulisanku.
091015
11.Untuk S di T
Mungkin ya, benar katamu dulu bahwa kita harus berpikir panjang untuk segala hal. Mungkin benar juga kalau memang pilihan itu kadang berakhir pada sebuah penyesalan saja.
Kau tau?
Banyak kekuatiran yg menjelma jadi kenyataan, dulu kau jg mengingatkanku agar jangan mengejar bayangan, aku melupakan itu, kini aku tinggal dalam bayangan itu, sungguh!
Lalu, kemungkinan aku akan bisa keluar dari ketakutanku?
Sungguh, itu adalah sebuah jebakan yg kubuat utkku sendiri. Kini aku terperangkap didalamnya. Meskipun ada pilihan utk jalan keluar, kalau ada pilihan lebih baik aku menyatakan tidak!
Kau tau kenapa?
Mungkin, jika masih ada pilihan, aku bisa memilih yg terbaik, jika tidak ada, aku pasti melakukan yg terbaik.
Ya,ya..
Aku tahu, semua ini semu, segala sesuatu ada tujuannya, semua pasti ada akhirnya dan setiap semuanya berakhir yg baru akan dimulai.
Tetapi tentang suatu waktu, kau pasti punya cerita tersendiri, kuharap begitu.
03092015

12. Untuk s di T
Aku sedang malas menulis, rasanya aku juga sedang malas untuk bernafas, untuk hidup. Semua rasanya semakin jadi formalitas saja, orang yg pandai menarik perhatian akan menang, dan orang-orang semakin ingin mengatur orang-orang lain disekitarnya, mengoceh sesukanya dan yg lebih sadis adalah kemunafikan dimana-mana.
Entahlah, aku semakin tidak mengerti saja rasanya akan jaman ini, jujur, aku sangat takut terperangkap dan pemikiranku terpengaruh, tetapi emosi adalah hal yg tidak bisa di kontrol bukan?
Aku tahu, kalau seandainya kau sedang ada disampingku, kau jg akan memarahiku karena tidak bisa mengendalikan emosi bukan?
Ya, ya, aku sadar akan hal itu.
Oh ya, bagaimana liburanmu, nilai semestermu, apakah kau menikmati saat-saat bersama keluargamu?
Semoga menyenangkan, aku menunggu ceritamu.

13.untuk s di t
Hei, apa kabar?
Kuharap masih baik, sama seperti yg dulu-dulu itu.
Maaf, kali ini akau ingin mencecarmu dgn sangat banyak cerita, entah, ini mungkin kegalauaan yg teramat menyiksa, kau tahu? Kini semua makin terasa, sepertinya aku kembali terperangkap dgn perangkap masalalu dan aku sangat takut akan hal itu.
Aku sebenarnya sudah mencoba utk menikmati semua dan membiarkannya mengalir apa adanya, tetapi sepertinya semua semakin kokoh dan aku sudah melihat bayangan itu berdiri kokoh.
Aku ternyata sangat lemah meskipun pernah menghadapi masalah yg sama, ya, ya, sebenarnya aku tidak ingin bercerita melalui surat, hanya saja rasanya sudah sangat berat didalam kepala..
Sudahlah, kurasa cukup itu saja yg kuceritakan, oh ya, bagaimana dgnmu, dgn akhir semestermu?
Kuharap kau menikmati liburanmu dgn berbagai kesibukan.
Sampai disini dulu suratku kali ini, aku menulis ini ditengah keramaian, tapi entah mengapa pikiranku terpaut padamu...

14. untuk s di t
Hei, apa kabar?
Kuharap masih baik, sama seperti yg dulu-dulu itu.
Maaf, kali ini akau ingin mencecarmu dgn sangat banyak cerita, entah, ini mungkin kegalauaan yg teramat menyiksa, kau tahu? Kini semua makin terasa, sepertinya aku kembali terperangkap dgn perangkap masalalu dan aku sangat takut akan hal itu.
Aku sebenarnya sudah mencoba utk menikmati semua dan membiarkannya mengalir apa adanya, tetapi sepertinya semua semakin kokoh dan aku sudah melihat bayangan itu berdiri kokoh.
Aku ternyata sangat lemah meskipun pernah menghadapi masalah yg sama, ya, ya, sebenarnya aku tidak ingin bercerita melalui surat, hanya saja rasanya sudah sangat berat didalam kepala..
Sudahlah, kurasa cukup itu saja yg kuceritakan, oh ya, bagaimana dgnmu, dgn akhir semestermu?
Kuharap kau menikmati liburanmu dgn berbagai kesibukan.
Sampai disini dulu suratku kali ini, aku menulis ini ditengah keramaian, tapi entah mengapa pikiranku terpaut padamu...
15. Untuk S di T
Entah, aku harus bercerita apa meskipun sebenarnya sangat banyak kata yang bisa terucap kalau kita berjumpa.
Aku juga harus menceritakan kepadamu tentang apa saja, termasuk akhir semester yang menunggu didepan mata. Kita juga masih sama, tidak pernah berjumpa, namun jika mengingat saat kita berjumpa suatu ketika, aku masih jelas ingat nada-nada suaramu yg selalu dgn ceria bercerita tentang anak-anak kecil, tentang teman-temanmu bahkan tentang cinta yg aku sendiri tidak berani menanyakannya.
Kita adalah mahasiswa dan aku selalu terkenang sesuatu jika menyebut itu, aku juga pasti mengingatmu, karena masaku mahasiswa bertaut padamu.
Itu lucu, karena aku sendiri sudah tahu apa yg membentang didepan mata, tetapi aku masih bersikeras utk mengirimimu surat.
Oh ya bagaimana dgn mimpi-mimpi yg kau ceritakan dulu, masihkah visi masadepan kita sama ataukah kau sudah berubah selama kita tidak berjumpa?
Aku tahu, akan ada waktunya saat kita duduk bersama untuk banyak bercerita dan kuharap kau masih dengan senyummu, masih dengan cerita dan dengan kalimat-kalimat tanya yg berloncatan keluar dari mulutmu, sungguh, aku sangat menginginkannya.
Dan jujur, aku ingin sekali kau membalas suratku yg ini, aku ingin tau bagaimana rasanya membaca sebuah surat dari seseorang. Aku juga tahu, kini kau tidak mempunyai kekasih bukan?
Paling tidak kau bisa mempertimbangkan suratku, utk sekedar bercerita, untuk kau katakan suatu hari pada anak-anakmu, pada teman-temanmu jg suamimu bahwa dulu kau punya teman yg suka menulisimu surat, saat menulisimu surat, aku jg sudah membayangkan reaksimu tetapi rasa rindu menyerangku sehingga aku menulisinya..
Salam, kutunggu balasan suratmu!
Rinaldi Sinaga
16. Untuk S di T
Apa kabarmu?
Ini sudah awal Juli dan tentu kau tau mengapa aku mengirimimu surat, kuharap begitu.
Ya, beberapa hari yang lalu alu berulang tahun dan semua seperti biasa, seperti ulang tahun-ulang tahun yang sebelumnya.
Hanya saja, oh ya, ada satu yg aku lupa, bukankah kau belum mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku?
Tetapi tidak apa-apalah. Yang ingin kuceritakan padamu sebenarnya cukup banyak, hanya saja sepertinya kau kurang bersedia untuk membacanya karena kau akan ujian semester bukan, jadi, yah, aku hanya beharap kau baik-baik saja saat ini dan kalau tentang ceritaku, bukankah masih ada waktu suatu saat nanti untuk kita bisa duduk bersama dan bercerita banyak tentang semuanya?
Dan tentu, aku juga ingin mendengar ceritamu, seperti dulu saat engkau dengan ceria menceritakannya dan kuharap kau masih begitu, masih seperti biasa meskipun sepertinya kau memang sudah bertambah dewasa selama kita tidak bertegur sapa. Oh ya, sampaikan salamku kepada kekasihmu, katakan juga aku mengirimkanmu surat, entah surat yang keberapa agar dia tidak cemburu.
Dan kalau bisa, aku ingin mengirimimu surat secepatnya, karena aku memang selalu banyak cerita yang ingin kusampaikan padamu.
Medan, 1 Juli 2015
17. untuk S di T
Apa kabar?
Lama tidak menulis kepadamu dan kau juga tidak pernah menanyakan kabarku.
Oya, ini sudah awal bulan juni, artinya sudah hampir dua bulan aku tidak bercerita apa-apa kepadamu, dan, yah,.. Seperti yang kau tau, aku sudah hampir mengakhiri kuliah semester enamku, tetapi rasanya aku tidak perlu bercerita tentang itu, bukankah kekasihmu juga sekarang semester enam, sama sepertiku? Kuharap dia sudah bercerita banyak kepadamu dan kau bisa dengan setia mendengarnya.
Aku menjalani hidup semester enamku ini agak lebih sulit dari biasanya, ya, seperti yang surat yang kutulis kepadamu beberapa bulan yang lalu, hanya saja dalam semester ini aku berkali-kali berubah keputusan dan tidak pernah konsisten.
Tetapi, tahukah kau?
Selama beberapa bulan ini aku menulis beberapa cerpen romantis, hehehe dan satu cerpen itu menggunakan namamu. Opss, jangan girang dulu karena sebenarnya aku tidak ingin memberikannya kepadamu dan itu tidak untuk di publikasikan.
Ohya, aku pernah sekali menulis diblogku tentang sebuah kisah dan sudah kuposting minggu lalu dan kuharap kau membacanya, semoga bisa jadi inspirasi, hanya saja masih bagian pertama dan aku belum menyiapkan sampai ke bagian akhirnya, dan akhir ini, sepertinya aku sudah semakin malas menulis puisi, entahlah, akupun tidak tau itu mengapa, bahkan aku hampir lupa bagaimana caranya menulis puisi.
Dan, oh ya, bagaimana denganmu, apakah kau punya cerita jika suatu saat nanti kita punya waktu untuk bertemu? Aku punya banyak hal yang ingin kusampaikan padamu.
Dan seperti biasa, sampaikan salamku pada kekasihmu, katakan padanya aku mengirimu surat agar dia tidak cemburu.
smile emoticon
Oke ya, sampai nanti!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arah Dairi Kedepannya

                                                     Arah Kabupaten Dairi Kedepannya Sebagai penduduk Kabupaten Dairi yang sedang merantau, ...