Minggu, 17 Mei 2015

17052015 Catatan Sore

Sore yang sempurna saat kau duduk di kedai kopi, disebuah pesimpangan sudut kota M ini. Kau terlihat seperti seorang lelaki yang bnyak pikiran bhkan lebih mungkin jika kusebut seperti seorang lelaki yang patah hati.
Kau memandanh jauh keujung jalan, kepada kendaraam-kendaraan yg berlari membawa penumpangnya dalam kenangan, kepada debu dan asap yang brcampur baur mengikuti arah angin yang kadang terhalang gedung-gedung tinggi, orang yg lalu lalang dengan tujuan masing-masing bahkan kau menikmati sisa-sisa sore yg beranjak sesukanya.
Kemana kau sesudah ini, sesudah secangkir kopi yg kau pesan sudah habis dan mengerinh, sesudah kedai kopi tempatmu duduk memutuskan utk tutup, sesudah sore berganti malam dan lampu-lampu temaram mulai menyala disepanjang jalan.
Pikiranmu gusar, kepalamu terasa pening dan berdenyut lalu kau mulai mengutuki keadaam
Seharusnya tidak begini, seharusnya tidak begitu, atau kau bahkan menyesali semua kejadian, seandainya begini, seandainya begitu pasti ini tidak akan terjadi. Kau ingat pepatah yg menyatakan bahwa penyesalan selalu datang terlambat dan kini kau baru betul-betul mengalaminya. Bahkan bukan itu saja, kini kau mengalami rasa kegagalan yg sangat luar biasa, hidupmu seakan tidak lagi berguna, tidak tau lagi tujuannya kemana, kini benar puisi yg kau tulia dulu bahwa kau hanyalah debu-debu yg beterbanan dan jadi masalah kepada orang lain.
Dulu kau memang selalu merasa aman dalam segala suasana sebab kau bisa melakukan apa saja yg kau suka, kau bisa tertawa dan menikmatinya semua tanpa ada kekuatiran akan terjadi apa-apa.
Sebenarnya ini bukan pertamakali kau mengalaminya, tetapi dulu saat yg pertama semua bisa berjalan dgn mulusnya. Kini? Masaah itu terulang lagi dan kau tidak tau dan tidak bisa melakukan apapun, mengapa?
Entahlah, kau sendiripun tidak tau mau apa dan akan cerita kepada siapa, rasanya dunia ini bagimu adalah sesuatu yg gelap dan serba kabur, rasanya hidup ini tidal adalagi artinya.
Kau hilang, benar-benar hilang dalam pikiranmu, impianmu tiba-tiba lenyap begitu saja. Kau tidak bisa membayangkan apa-apa, tidak bisa mengingat apa-apa bahkan kau tidak tahu itu siapa ketika wajah orangtuamu, adik-adikmu, abangmu, wajah seorang yang sangat kau cintai yg tiba-tiba berkelebat dalam pikiranmu.
Kau hilang, dan apakah kau akan memutuskan untuk terus hilang?
Kau kembali menatap jalanan sambil bertanya dalam hati, kenapa?
Hidup kali ini seakan tidak ada lagi jalan penyelesaian, semuana tertutup rapi tanpa ada celah yg dapat dilewati dan itu telah membuatmu benar-benar sangat frustasi.
Kau seakan tinggal sendiri dlm keheningan, tanpa teman, tanpa seorangpun yg kau kenal dan itulah yg membuatmu betul-betul menderita dan tersiksa.
Kau pernah berpikir untuk mengakhiri hidupmu begitu saja, tetapi bukankah masih banyak cita-cita dalam otakmu penuh logika?
Kau waras dan pasti belum gila, lihatlah, matahari saja masih tenggelam dibarat dan pengendara masih mengendarai kendaraannya utk sampai ditujuan dan lihatlah orang-orang yg lalulalang itu, betapa gelisahnya wajah mereka karena ingin segera sampai dirumah ditempat dimana masih banyak orang yg menanti dan merindukan mereka.
Dan kau?
Benarkah tidak ada yg merindukanmu?
Sore ini berlalu dan kuharap sebelum malam juga berlalu kau sudah menemukan kembali dirimu yg tersesat dalam kegagalan dan masalah yg sebenarnya ada dalam pikiranmu.!

Arah Dairi Kedepannya

                                                     Arah Kabupaten Dairi Kedepannya Sebagai penduduk Kabupaten Dairi yang sedang merantau, ...