Rabu, 02 April 2014

Perihal Kenangan



semenjak ada puisi yang diracik dari janji

semenjak itu ada kenangan dalam sunyi
antara harapan yang mati
atau menanti hingga nanti

semenjak gadis muda itu berpuisi
semenjak itu ada perihal tentang rindu ini
yang katanya adalah ilusi
tentang nada-nada getir yang menemani

dan semenjak itu
semenjak ada pilu
menyusup ngilu
mencari cerita dulu
tentang kenangan yang berdebu
lalu adakah sesok yang tau?
kenangan itu dirimu
sebait puisi yang terbenam ilusi.

Hari Raya Nyepi di Kotamu




Lampu temaram dilorong-lorong kotamu
Arakan yg berlalu
Mencari damai dalam sunyi

aku dan engkau berdiam diri
menatap rembulan yang semakin menepi

Tanggal berapa ini?
rasanya sudah terlalu lama aku menunggu saat seperti ini
saat kota mati
keheningan memenuhi
aku dan engkau akan berdiri
kita akan menyusuri kota ini
mencari mimpi-mimpi yang damai

diantara hamparan sunyi.

Memahami Makna yang Terkandung dalam Puisi



Sebenarnya memahami isi puisi itu tidak terlalu sulit, apalagi bagi orang orang yang bathimya sudah peka terhadap karya sastra (utamanya puisi). dalam memahami atau menafsirkan puisi di perlukan adanya apresiasi. karena kegiatan apresiasi dapat menyebabkan seseorang memahami puisi dengan penuh penghayatan, merasakan hal yang di tulis penyair, memahami nilai nilai yang terkandung dalam puisi, dan yang terakhir menghargai karya tersebut. apresiasi itu apa sich? dalam kamus istilah sastra, Abdul razak zaidan (1991) membatasi pengertian apresiasi puisi sebagai penghargaan atas puisi sebagai hasil pengenalan, pemahaman,penafsiran, penghayatan, penikmatan atas karya tersebut yang di dukung oleh kepekaan bathin terhadap nilai nilai yang terkandung dalam puisi itu. syraat untuk dapat mengapresiasi karya sastra adalah kepekaan bathin terhadap nilai nilai karya sastra sehingga seseorang dapat mengenal, memahami, menafsirkan, menghayati, dan menikati karya sastra tersebut.
untuk mengapresiasi puisi, kita harus mengenal hakikat puisi, yaitu tema, nada dan suasana, perasaan, serta amanat puisi tersebut.

1. Tema
Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
tema yang banyak di jumpai dalam puisi adalah tema ketuhanan,kemanusiaan, cinta, patriotisme, perjuangan, kegagalan hidup, alam, keadilan, kritik sosial, demokrasi, dan kepahlawan.
perhatikan puisi karya Chairil anwar berikut:

Kami sama pejalan larut
Menembus kabut
Hujan mengucur badan
Berkakuan kapal di pelabuhan

Dalam empat baris pertama sajak ini Chairil Anwar mencoba menyelaraskan irama bunyi setiap akhir baris, antara larut dan kabut, badan dan pelabuhan. Di sini chairil Anwar mencoba menceritakan sebuah perjuangan antara si “aku” dan “temannya” yang dirangkum dalam kata “kami” dengan penuh perjuangan hingga berkeringat.

2. Nada dan suasana puisi
Puisi mengungkapkan nada dan suasana jiwa yang mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca.
Nada dan suasana puisi saling berhubungan. Nada puisi menimbulkan suasana tertentu terhadap pembacanya. Nada duka yang diciptakan penyair dapat menimbulkan suasana iba di hati pembaca. Nada kritik yang diberikan penyair dapat menimbulkan suasana penuh pemberontakan bagi pembaca. Nada religius dapat menimbulkan suasana khusyuk.

3. perasaan
isi merupakan karya sastra yang paling mewakili ekspresi perasaan penyair. Bentuk ekspresi itu dapat berupa kerinduan, kegelisahan, ataupengagungan kepada kekasih, alam, atau Sang Khalik.

Jika penyair hendak mengagungkan keindahan alam, sebagai sarana ekspresinya, ia akan memanfaatkan majas dan diksi yang mewakili dan memancarkan makna keindahan alam. Jika ekspresinya merupakan kegelisahan dan kerinduan kepada Sang Khalik, bahasa yang digunakannya cenderung bersifat perenungan akan eksistensinya dan hakikat keberadaan dirinya sebagai hamba Tuhan.

Tentang cara penyair mengekspresikan bentuk-bentuk perasaannya itu, antara lain, dapat dilihat dalam penggalan puisi berikut:


     Hanyut aku Tuhanku 
     Dalam lautan kasih-Mu 
             Tuhan bawalah aku 
             Meninggi ke langit ruhani 

Larik-larik di atas diambil dari puisi yang berjudul "Tuhan" karya Bahrum Rangkuti. Puisi tersebut merupakan pengejawantahan kerinduan dan kegelisahan penyair untuk bertemu dengan Sang Khalik. Kerinduan dan kegelisahannya itu diekspresikannya melalui kata hanyut, kasih, meninggi, dan langit ruhani.


4. Amanat puisi
Pesan dalam puisi disebut amanat. Pesan merupakan anjuran atau nasihat penyair kepada pembaca puisi. Anjuran atau nasihat tersebut berupa perbuatan-perbuatan baik atau berhubungan dengan nilai moral. Pesan atau amanat penyair disampaikan lewat kata demi kata dalam puisi.

Arah Dairi Kedepannya

                                                     Arah Kabupaten Dairi Kedepannya Sebagai penduduk Kabupaten Dairi yang sedang merantau, ...