Jumat, 08 Januari 2016

Tentang Gadis dengan Senyum Manisnya itu.

Catatanku kali ini mungkin agak berbeda dgn catatan yg lainnya, mungkin karena ada senyum yg menyelip dalam imajinasiku saat aku mencatatanya.
Oh ya, berapa persenkah dosis senyum dalam setiap rasa suka?
Aku tidak tahu, tetapi rasanya senyum bisa mengalahkan sebuah imajinasi, senyum dari seorang gadis disuatu sore yg sederhana, senyum dengan tatapan malu-malu.
Senyum itu, senyum yg jika dilihat Michael Learn to Rock, aku berani bersumpah jika mereka akan langsung merilis sebuah lagu baru hanya karena senyum manisnya itu.
Bisa kubayangkan, seandainya suatu sore aku sedang duduk taman musim gugur Heaton Park menunggu giliran naik trem tua dengan bunyinya yang minta ampun ributnya itu, lalu gadis itu datang diiringi guguran daun mapel dengan senyum manis dan tatapan malu-malunya. Duduk disampingku sambil bertanya, "Mau naik trem juga?"
"Ya," jawabku dengan kalimat yg sangat grogi.
Lalu kulihat dia mengeluarkan jaket sambil berkata, "Manchester sedang musim gugur, seminggu lagi akan musim salju, dinginnya mulai terasa ya.."
"Ya.."jawabku lagi semakin kaku.
Dia mulai menggunakan jaket warna hitam bergaris merah itu, kulihat ada tulisan Manchester United di bagian belakang, ah, dia tampak sangat cantik dan senyum manis masih tersungging dibibirnya, sepertinya senyum itu susah lekang dari bibirnya. Itu membuatmu jadi berpikir, "apakah dia tersenyum semanis itu kepada semua orang, kalau ya, sudah berapa orang yg jatuh cinta kepadanya hanya karena senym itu?"
Astaga, rasanya itu lebih indah dari pada pemandangan senja dengan matahari yg terbenam di pelabuhan Manchester.
Saat angin musim gugur berhembus, rambutnya beterbangan seperti guguran daun, dengan buru-buru dia mengikatnya sambil berkata dengan senyumnya ," Kau terus memperhatikanku.."
Aku sudah berkali-kali membaca tentang sebuah pertemuan di taman, spekulasi tentang cerita romantis yang dipaksa berakhir bahagia, namun baru kali ini aku terperangkap dengan cerita yg sama, dengan seorang gadis manis dengan senyumnya.
Saat tremnya datang, kami naik bersama, ketika aku duduk, dia datang dan bertanya, "Boleh duduk disini?"
"Tentu.." Jawabku pasti.
Lalu kami mengelilingi Heaton Park, rasanya itu seperti mengelilingi senyumnya, sesekali kami saling berpandangan lalu meyunggingkan senyum masing-masing.
Ya, senyum itu, senyum yg mungkin tidak mudah untuk dilupakan, senyum yg mungkin sudah membuat puluhan lelaki lainnya jatuh cinta kepadanya, senyum yg menginspirasiku untuk menulis catatan ini sambil mendengarkan lagunya MLTR.
Aku kadang berpikir, sudah seberapa banyak seorang lelaki sentimentil yg menulis berbait-bait puisi, berlembar-lembar fiksi hanya karena senyuman seorang gadis?
Aku tidak tahu apakah itu hal yg sangat buruk atau malah sesuatu yg sangat menarik, tetapi tentang gadis di Heaton Park dengan senyum manisnya itu kami masih sempat menghabiskan waktu bersama hingga kami terpisah di stasiun Piccadilly lalu berjanji untuk bertemu lagi di Old Traffold untuk menonton derby Manchester, aku yakin dengan senyumnya Manchester United bisa menggilas tim sekotanya itu.
Oh ya, ketika akan berpisah aku masih ingat menanyakan namanya, "Liana.." ucapnya dengan senyum manisnya.

Arah Dairi Kedepannya

                                                     Arah Kabupaten Dairi Kedepannya Sebagai penduduk Kabupaten Dairi yang sedang merantau, ...