On Progress
"Jika Ada satu hal yg unik dalam Akuntansi Perkebunan, maka itu adalah tentang Capitalisasi biaya dan pengajuan Asset Mature, yaitu semua biaya yg dikeluarkan sampai tanaman itu menghasilkan akan dikapitalisasi sampai dibuat mature plantation report.." Kata Bapak itu menjelaskannya, mengajar kami yg hanya 4 orang.
"Jadi kalau pekerjaannya di Immature harus dibedakan akun dan cost center, ketika nantinya sudah dibuat mpr, maka semua biaya tsb ditarik utk ditotal dari setiap cost center, jadi itulah yg akan diakui sebagai Asset! Bagaimana? Paham?" Katanya lagi.
Aku hanya mengangguk-angguk takzim dan ngantuk.
"Lalu bagaimana dengan bangunan dan biaya yg masih on progress saat tutup buku atau akhir tahun?" Katanya lagi seakan bertanya kepada dirinya sendiri karena sadar tidak ada satupun diantara kami yg memperhatikan.
"Lihat, misalnya kontraktor ABC sesuai kesepakatan kontrak membuat timbun tanah dan jalan di Immature dan hingga akhir tahun hanya selesai 75% kalian tahu kenapa?"
"Kontaktornya malas Pak.." jawab temanku dengan asal.
"Ya, bisa jadi, tapi jgn langsung menyatakan itu, Kita harus menelusurinya apa alasannya, bisa jadi kesalahannya ada pada pihak kita.."
"Oke Pak!"
"Oke kita lanjut, contoh lain, jika CV CBA membangun sebuah Jembatan beton di Mature dan progress nya hingga akhir tahun juga hanya 75%, dan dalam kedua Kasus tersebut kedua kontraktor harus harus dibayar sesuai dengan progress kerjanya.."
Ponselnya berbunyi, dia keluar sejenak dan mengangkat telepon, aku menggerakkan baranku kekiri dan kekanan untuk mengurangi rasa ngantuk yg berlebihan.
Dia kembali lalu mengemas tas dan berkata,
"Oke, sampai dimana tadi?"
"Pembayaran kontraktor Pak!"
"Oh ya, bagaimana pengakuan dan pencatatannya itu, bagaimana pelaporannya diakhir Tahun pada GL dan Neraca?"
Dia tersenyum, lalu berkata, "Oke lain waktu kita teruskan ya, saya panggilan, tetap semangat ya!" Sambil melambai kepada kami.
Kami saling berpandangan satu dengan yg lainnya, seperti kebingungan, sampai seorang teman berkata,
"Pengajar hanya menyelesaikan materinya 75% dan meninggalkan kalimat tanya, kenapa itu bisa terjadi?"
"Yang diajarinya malas Pak.." jawabku asal dgn logat yg dicocok-cocokkan.
"Oke, bagaimana pelaporannya jika mereka malas?"
"Entahlah, akupun tidak tahu, mungkin bisa jadi pelaporannya on progress, karena pengetahuan Kita itu masih tanggung-tanggung.."
"Lalu apakah cost untuk memperoleh pengetahuan Kita itu nantinya dikapitalisasi sebagai Asset atau langsung diakui sebagai biaya?"
"Hahaha, Assetlah!!"
"Iyalah, itu asset yg berharga, makanya latih terus pengetahuanmu itu, jgn main hape terus kerjaanmu!!"
"Iya, ya, kalau pertanyaan Bapak itu tadi?"
"Sttt, nantilah Kita cari dibuku Akuntansi, karena pernah kubaca ada yg namanya akun prepaid untuk menampung semua cost yg nantinya akan Kita akui sebagai biaya dan akun CIP ( Construction in Progress) untuk menampung biaya yg nantinya Kita akui sebagai Asset.."
"Keren, pengetahuanmu asset berharga juga bro!!"
"Apanya berharga?!"katanya malu-malu.
"Jadi kemana Kita ini?"
"Ngopilah dulu sambil ngerokok nunggu sore!"
"Cocok itu, tapi jgn diskusi tentang Akuntansi lagi ya, pening kepalaku.."
"Iya, kepalamu memang bukan asset, tapi cost center 😂"
"Hahaha, lappetlah kau!"