Minggu, 27 Mei 2018

Menulis, Hari ini dan Besok

Jika ada yg membuatku terkagum-kagum kepada seseorang seringkali adalah karena pola pikir dan kecerdasannya, lalu bisa menuangkan semua itu kedalam tulisan ataupun lukisan atau media lain, baik itu musik, puisi, juga dalam bentuk olah fisik dan lainnya.
Diantara semua itu, yg sering kucoba menekuni adalah, menulis. Kadang aku menganggap menulis itu gampang, tetapi ternyata bisa dalam semalam suntuk aku gagal menulis satu paragrap yg bermakna, bahkan pernah dalam seminggu aku gagal menulis satu tulisan dan berlanjut lama, membuatku tidak menulis apa-apa. Lalu aku mencoba untuk membaca sebanyak-banyaknya, dan, benarlah memang kutipan yg berkata, untuk menulis satu artikel, kamu harus membaca paling sedikit seratus artikel.
Lalu, aku pernah buat ide untuk menulis Novel dengan masa SMA dengan latar dikampung halaman, namun ide itu Kansas dan hanya mencapai sekitar sepuluh halaman, sekarang aku lupa menyimpan filenya dimana, sehingga akupun tidak ingat bagaimana alur ceritanya ingin kubuat. Terbaiklah catatan-catatan pendek yg kadang berbentuk cerpen, kadang berbentuk Surat atau bahkan kadang hanyalah kalimat-kalimat berima.
Juga sering aku menulis catatan-catatan untuk berbagi mengenai masa lucu ketika masih dikampung halaman.
Hari ini, aku beribadah di Gereja HKBP, saat Khotbah, diam-diam aku mengamati sekeliling, rasanya aku menemukan suatu Hal yg menarik, ya, aku ingin membuat riset kecil-kecilan untuk orang Batak perantauan, membaca catatan-catatan tentang mereka dan belajar adat istiadat yg berkembang mulai dari anak-anak Dan dewasa, aku ingin menjelaskannya dengan fiksi sederhana agar bisa dipahami dengan mudah oleh siapa saja.
Keinginanku muncul begitu saja sama seperti keinginanku dulu saat ingin menulis Novel gagal bertema Masa SMA itu.
Tetapi setidaknya aku masih punya keinginan dan aku yakin karena masih punya keinginan dan niatlah sehingga aku masih bisa melakukannya.
Aku masih bisa mengawali kembali untuk menulis hari ini dengan sebebas-bebasnya, dan aku masih bisa belajar sebanyak-banyaknya, membaca, menulis dan melakukan apapun yg kusukai untuk suatu hari nantinya jadi cerita.

Sabtu, 19 Mei 2018

Percakapan Sore di Telepon

Percakapan Sore di Telepon

"Nal.."
"Ya, kenapakah?"
"Lagi sibuk kau?"
"Gak juga sih, kenapa?"
"Mau curhat aku.."
"Hahaha, bukannya aku yg sesekali nelpon kau utk curhat?"
"Ya, sesekali biar balance Nal.."
"Oke, oke. Terus?"
"Taunya kau kan?"
"Tau apakah itu? Kalau udah Tau sebenarnya gak usah kau ceritakan juga sih.."
"Ah, kau memang. Udah pastinya Tau kau ceritanya itu!"
"Cerita apasih?"
"Berarti kau gak Tau ya Nal?"
"Apasih?"
"Berarti belum Tau kau ya?"
"Ah, Tak jelas juga kau, Tau gak Tau, Tau Tau, gak Tau!!"
"Hahaha, marah kau Nal?"
"Iyalah, ntah apapun kau!!"
"Itu lho, kayaknya yg mendekatiku aku kemarin itu seperti kau juga Nal.."
"Maksutmu? Cuma ada Satu versiku di Dunia ini ah 😋.. janganlah dirimu sama-samakan.."
"Iya serius aku.."
"Akupun serius, dua riuspun.."
"Iyalah.."
"Jadi gimana?"
"Ya begitulah.."
"Begitulah gimana? Lama-lama gak jelas juga ceritamu ini.."
"Gimana kau, gitu jugalah dia.."
"Maksudmu?"
"Gak jelas!!"
"Ah, dia yg gak jelas, Masa kau bilang aku gak jelas?"
"Iya, memang gak jelas.."
"Mungkin berdebu makanya gak jelas 😂.."
"Kan, asal ngomong Pasti ngawur.."
"Hahaha, jadi ngomong mesti serius ya?"
"Iyalah, memang bisa bercanda, tapi saat serius ya harus seriuslah!!"
"Ya, ya, seriuspun aku, kenapa rupanya?"
"Masa udah lama gak ada kabarnya Nal?"
"Kau tanyalah apa kabarnya, memang kabar bisa datang sendiri? Kecuali kalau dia media Massa, tanpa kau tanyapun Pasti dia ngasih kabar.."
"Tapi setidaknyakan.."
"Setidaknya apa?"
"Setidaknya Kasih kabar..!"
"Oh, jadi itu aja?"
"Gak juga sih banyak yg lain.."
"Ya sudah, nanti kukasih kabar.."
"Hahaha, kok kau?"
"Iyalah, setidaknya Ada yg mengabarimu, hehehe.."
"Terserahlah kaulah Nal, memang kau lagi ngapai?"
"Cie, nanya aku lagi ngapai dia.."
"Ya sudahlah, gak usah kutanya!!"
"Hahaha, lagi baca Novel Dilan 😎.."
"Hahaha, Masa laki-laki baca Novel gitu?"
"Iyalah, biar beda sama laki-laki yg kau ceritakan tadi, hahaha"
"Iyalah Nal, kau lanjutlah, asallah ending nya nanti gak seperti novel yg kau baca!"
"Okelah!"
"Oh, Nal, kabar si........... Gimana?"
"Tau ah,  gelap, aku mau lanjut membaca dulu, hahahah"
"Hahaha, dasar, titip Sal.."
Tutt, aku mematikan ponselku.
Selang, WAnya masuk.
"Memang Tak jelas kau Nal.."
Hehehe...

Jumat, 18 Mei 2018

Semangat yang Hilang

Semangat yang (Sempat) Hilang

Beredar ucapan duka dan opini-opini tentang yg sedang terjadi belakangan ini, banyak hal yg membuatku sangat kecewa, sesaat setelah kejadian itu, beberapa teman Sosmed yg biasanya postingannya selalu menarik utk membaca beralih menjadi postingan yg memilukan dan tentu menyudutkan satu pihak, dipihak lain beredar juga postingan dan screenshot tentang yg tidak perlu panjang lebar untuk dijelaskan, ditambah tagar pernyataan.
Sejenak, saya berpikir, kok bisa begitu?
Saya hilang semangat membayangkan kejadian yg ternyata benar-benar bisa terjadi di Negeri ini. Entah mengapa, dari jaman dahulu, saya selalu berpikir keberagaman itu indah dan menyenangkan, misalnya di kampungku, yg nun jauh disana, dipedalaman Sumatera Utara, keberagaman itu indah, toleransi berjalan dan rasanya tidak ada konflik, tidak ada kebencian apalagi antar RAS, kami saling menghormati dan menghargai.
Jika Hari Natal dan Tahun baru, Juga saat Lebaran, saling bersilaturahmi antar umat beragama, tidak ada masalah yg timbul dan semua rasanya indah.
Begitu juga saat aku mulai sekolah, menurutku semuanya biasa saja dan berjalan baik-baik saja, rasanya toleransi dan saling menghormati adalah ilmu yg telah tertanam dalam hati dan pelajaran yg saya dapat sepanjang perjalanan hidup saya.
Saya tidak pernah dapat didikan until tidak menghormati agama atau Ras lain, atau setidaknya, saya tidak suka membandingkan kelebihan dan kekurangan antara Agama dan Etnis yg satu dengan yg lain, mungkin itu jugalah yg membuat saya tidak punya alasan untuk membenci atau memandang buruk yg lainnya. Kalau soal pemahaman dan pendalaman pribadi saya tentang Agama, mungkin tidak perlu diceritakan, bagi saya itu adalah privacy.
Semangat saya juga sebenarnya hilang ketika melihat kenyataan bahwa ternyata kejadian itu berkelanjutan dan bukan hanya terjadi disuatu tempat saja dan banyak juga informasi dan pendapat yg simpang siur yg di share di Media sosial, dan yg paling membuat semangat saya hilang adalah ternyata korban kejadian itu adalah anak-anak yg belum tentu paham apa sebenarnya yg mereka alami.
Saya bisa membanyangkan betapa pilu dan lukanya semua itu, rasanya semua tidak terdefenisi dengan kata-kata.
Tapi, sudahlah, semua sudah terjadi.
Kita hanya bisa memperbaiki yg telah terjadi dan mencegah kejadian itu tidak terulang lagi.
Mari berhenti membenci dan saling tuduh, mari berhenti menebar kebencian dan berita tidak benar, berpikir jernih dan maju.
Kita tidak ingin toleransi yg telah kita bangun selama ini hanya menjadi kenangan, Kita tidak ingin yg dimiliki anak cucu Kita nantinya hanya peperangan.
Biarlah yg mereka rasakan adalah kedamaian dan sejarah yg penuh kerukunan.

Note : Ini bukan status untuk Pilkada.

Rinaldi Sinaga

Arah Dairi Kedepannya

                                                     Arah Kabupaten Dairi Kedepannya Sebagai penduduk Kabupaten Dairi yang sedang merantau, ...