Aku mau, menjadi musim gugur tanpa jeda jika kau perluku
Rasanya itu akan menyenangkan jika kau mencoba untuk
memahaminya
Karena musim gugurlah musim semi akan kembali
Dan kau akan kembali bertunas, meski aku tidak melihatnya
Karena tidak ada yang lebih menyedihkan selain melihat
engkau terperangkap dalam pikiranmu dan rasa cinta yang tidak menentu entah
untuk siapa.
Aku tahu, aku memang tidak mungkin seperti hujan yang dapat
menyuburkan jiwamu, karena musim gugur lebih berarti bagiku. Aku dapat memahami
rasa sakit yang kau rasakan dalam jiwamu, aku dapat menggantikanmu membeku, aku
dapat membayangkan diriku dalam timbunan salju.
Tidak perlu galau, aku tidak menginginkanmu jadi kekasihku,
cukup hanya memandangimu, saat kau tersenyum dan melambai kearahku itu sudah
lebih dari cukup. Karena aku tahu siapa aku, aku tahu ada seseorang yang
sungguh mencintaiku, dia selalu ada untukku, seperti yang selama ini kuharapkan
itu adalah kau, Tuhan telah mempersiapkan yang terbaik untukku, untuk kita
Meskipun sebenarnya, aku selalu berharap kau jadi inspirasi
dalam hidupku, tetapi melihatmu itu lebih dari cukup dan aku akan menikmati
musimku sendiri tanpamu, meski harus mengenangmu itu adalah hal yang paling
berat bagiku.
Aku tahu, aku adalah orang yang tidak bisa berbuat apa-apa,
tetapi setiap hidupku adalah cita-cita dan aku ingin setiap napasku ini
bermakna, kini bukan hanya untukmu, tetapi untuk semua, untuk sesama.
Aku harus memutuskan untuk menuntun langkahku, jauh ke
kanikawa atau glasglow di eropa sana, aku tidak tahu apa yang kuharapkan dan
kucari, tetapi aku tetap ingin tinggal dengan puisi dan jutaan inspirasi, entah
engkau mengerti atau tidak apa yang kutulisi ini, tetapi jujur, aku tidak
mengharapan ku akan jatuh cinta kepadaku, mekipun aku harus mengingkari diriku
sendiri.
Aku mencintaimu seperti matahari yang menyinari bumi, aku
mencintaimu seperti mencintai diriku
sendiri dan kurasa itu lebih dari cukup karena aku akan memutuskan untuk
mencintai semuanya, tidak akan berbeda dengan siapapun juga
Memang harus ada pengakuan, kala senja aku mengharapkanmu
ada, tetapi aku menuntun otakku kearah logika karena aku tahu cinta itu buta
dan gila, tidak ada yang mengingkarinya. Seperti puisiku, seperti sebuah
cerita, aku memang rela mengorbankan apa saja untukmu, dan semua tidak seperti
yang kau sangka, aku tidak mengharapkan apa-apa, mungkin aku memang tidak
seperti kebanyakan pria yang berbuat apa saja untuk mengembalikan
pengorbanannya.
Aku tidak, aku tidak akan melakukan apa-apa untuk membuatmu jadi meilikku, mungkin kau akan
membaca tulisanku dan mungkin juga kau akan menertawaiku seperti orang bodoh
yang tidak bisa apa-apa atau bahkan banyak pria yang menuduh aku orang paling
gila, mencintai wanita dan merelakan segala sesuatu untuknya jika diminta tanpa
mengharapkan apa-apa.
Terlalu bodoh rasanya jika aku berharap padamu, karena aku
sudah punya harapan satu-satunya dan Dia adalah Tuhan kita, aku telah
menyerahkan gagang pintu hidupku kepadaNya, jadi Dia-lah yanga akan memutuskan
semuanya, apakah dia akan memutuskan membuka pintu untukku atau tidak.
Ya, itulah hidupmu, mungkin banyak yang tidak kau tahu
tentang aku, terlalu sentimental jika aku bercerita, lagipula tidak ada waktu
untuk kita bersama sedangkan jalanan harus kita tempuh juga. Jika suatu hari
nantu kau masih bersetu dengan seorang yang mencintaimu lebih dari aku
mencintaimu, aku ingin mendengar ceritamu. Sebab aku tahu, sangat susah untuk
mencari cinta yang sesungguhnya, sedangkan kita sendiri terperangkap dalam
kebohongan akan rasa karena kita tidak bisa membedakan mana cinta mana nafsu,
sedangkan aku telah mencoba mengontrolnya dengan logika meskipun ada juga rasa
yang berdebar saat melihatmu, tetapi aku tahu kita berbeda meskipun banyak
orang yang menyatakan perbedaan itulah yang membuat kita sama, aku agak sulit
menerimanya, karena kita memang berbeda dan aku tidak akan pernah bisa
melakukan sesuatu seperti yang dilakukan pria yang kau dambakan.
Aku akan mendur dengan
pemikiranku, (meskipun aku akan selalu bersedia ada jika kau meminta), aku
harus menuntun cita-citaku dan membangun masa depanku dengan seorang wanita
(yang sedari dulu kuharap itu adalah kau) meskipun harus melupakan semuanya
yang pernah kuharapkan, aku tahu tetapi aku tetap ingin melihatmu menikmati
musim semi, tetaplah menjadi sseorang wanita yang menunggu cinta, serahkanlah
dirimu kepada seorang pria yang berkomitmen membawamu kepada Tuhan kita, dan
berceritalah kepadaku suatu hari nantinya bahwa kau bahagia dengannya.
Sedangkan aku, aku ingin
menghabiskan waktuku, belajar memaknai hidup jika harus sendiri atau belajar
mencintai dengan logika, mengejar cita-cita dan bermanfaat untuk sesame.
Aku tahu itu semua akan terasa
berbeda, tetapi jika kau memintaku untuk menikmati musim bersama, temui aku
saat senja musim panas terakhir di stasiun Piccadily, Manchester, aku yakin ada
rasa cintaku yang masih mencair untukmu.
Karena aku telah meralakan sebuah
tempat untukmu, meskipun tidak akan kau tempati, tetapi itu tidak akan
menyisakan rasa kecewa.
Aku mencintaimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar