Ada yang ingin kusampaikan padamu, untuk mengenang pertemuan terakhir kita musim itu, jalanan yang sunyi dan tenang, daun yang melambai dan angin sepoi.
Ya, pertemuan terakhir kita saat hari raya nyepi dikotamu, kita mencoba untuk ikut mencari arti untuk apa sebenarnya kita ada.
Aku menggenggam tanganmu dan kita menyusuri jalanan yang lengang, rasanya saat itu kita sedang menelusuri arah yang benar untuk bisa bersama.
Tetapi hidup adalah sebuah kekacauan yang berbentuk pola yang sangat kompleks, kita memang tidak memutuskan apa-apa, tetapi jalan kita berbeda.
Hingga dihari itu, hari yang sepi, hanya ada isak air matamu, hanya jerit tangismu yang tertahan menembus sunyi.
Kita terpisah di stasiun dengan kereta terakhir dan hari nyepi kali ini aku kekotamu, untuk mengenang isak tangiamu yang baru kusadari adalah itu adalah nada-nada indah saat aku menulis untuk mengenangmu...
Minggu, 28 Februari 2016
Hari Raya Nyepi Terakhir di Kotamu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arah Dairi Kedepannya
Arah Kabupaten Dairi Kedepannya Sebagai penduduk Kabupaten Dairi yang sedang merantau, ...
-
Sepasang Teori Dari semua kemungkinan yang kita punya, antara sajak hingga peluang-peluang yang pernah tercipta, kita memperoleh defenisi b...
-
Bukan Kota Medan atau Jakarta saja yang memanas, Namun sadar atau tidak sadar Politik di Negara kita juga telah turut memanas menyambu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar